OLEH : Ust. Fir'adi Nasrudin, Lc (Ketua DPW PIP PKS Arab Saudi)
Syekh
Mustafa Siba'i rahimahullah pernah menceritakan dalam bukunya "min
rawai' hadharatina" luhurnya peradaban kita, dua kisah menarik yang
menghiasi sejarah gemilang umat ini.
Di masa khalifah Umar bin Khattab ra, ia pernah mengirim pasukan kaum
muslimin ke Mesir untuk menaklukan negeri piramida itu. Di saat mereka
mengepung benteng Babilonia, Mokaokus ingin berdialog dengan mereka.
Maka Amru bin Ash ra selaku panglima kaum muslimin saat itu mengutus 10
orang sahabat yang dipimpin oleh Ubadah bin Shamit. Ia seorang sahabat
yang berperawakan tinggi dan berkulit sangat gelap. Postur tubuhnya
mencapai 10 jengkal.
Ia ditunjuk Amru sebagai juru bicara. Ketika sampai di hadapan penguasa
Mesir, Mokaokus berkata, "Menyingkirlah dariku! karena aku tak sanggup
menatap wajahmu yang hitam kelam ini."
Maka ketika Ubadah
menangkap bahwa hati Mokaokus telah dibanjiri rasa takut yang terpantul
dari wajahnya, maka dengan penuh izzah dan sangat diplomatis ia
berkata, ”Apabila engkau takut melihat wajah gelapku ini, maka
ketahuilah bahwa di belakangku masih ada 1000 pasukan yang kulitnya
lebih hitam dariku.”
Dan demikianlah akhirnya Mesir pun futuh di
tangan kaum muslimin. Tanpa ada kontak senjata. Tanpa ada korban jiwa.
Suatu negeri yang pernah melahirkan Fir’aun, Haman dan Qarun dengan
segala kecongkakan dan kepongahannya, ternyata takluk hanya lewat
seorang Ubadah bin Shamit.
Kisah kedua saudaraku..
Abdul
Malik bin Marwan, sang khalifah bani Umayyah menobatkan Atha’ bin Abi
Rabah sebagai satu-satunya mufti Mekkah di musim haji pada masa itu.
Tidak diperkenankan seorang ulama pun memberikan fatwa kepada manusia
selain dirinya.
Ia seorang ulama tabi'in yang tidak memiliki
kesempurnaan fisik. Ia seorang yang berkulit hitam. Matanya cacat tidak
sempurna. Pincang kakinya dan kriting ikal rambutnya. Namun muridnya
cukup banyak memenuhi majlis ilmunya. Apabila ia duduk di tengah-tengah
muridnya yang berjumlah ribuan maka seolah-olah ia seperti burung gagak
hitam yang berada di tengah kebun kapas nan putih bersih.
Tetapi
ia menjadi rujukan terhadap permasalahan agama, menjadi imam dalam
fatwa. Dan sejarah telah mencatat dengan tinta emas bahwa madrasah
Atha’ bin Abi Rabah telah melahirkan ribuan ulama handal yang berkulit
putih. Ia senantiasa dihormati, dicintai dan dihargai oleh
murid-muridnya.
Saudaraku..
Itulah potret dari kemuliaan
sejati. Izzah yang didamba umat ini. Gambaran dari luhurnya peradaban
Islam. Yang tidak membedakan warna kulit. Status sosial. Garis
ketutunan. Harta kekayaan. Gelar akademisi. Popularitas dan reputasi
meroket dan seterusnya. Parameternya adalah "kebersihan hati dan ukiran
amal-amal shalih." Demikian Nabi saw menyebutkan di salah satu sabdanya.
Sebuah
kemuliaan hakiki mustahil kita bangun di atas pondasi kekuasaan.
Keturunan ningrat ataupun darah biru. Tidak pula menempel pada gelar
akademisi; Doktor, Profesor dan seterusnya. Tidak pula dipahat pada
batu berlian dan mutiara kekayaan. Atau memancar dari paras rupawan dan
berkulit putih, berpostur tubuh atletis. Atau ditopang reputasi tinggi
dan popularitas yang terus meroket. Tidak pula dengan aliran dana yang
tak terputus.
Itu semua merupakan kebanggaan dan kemuliaan semu.
Yang akan menggelincirkan pemiliknya. Yang akan menyeretnya kepada
siksa abadi di akherat sana.
Tapi jika kelapangan dan kemudahan
yang Allah swt bentangkan di hadapan kita, berupa; kekayaan, gelar
akademisi, postur tubuh sempurna, jabatan dan kedudukan, keturunan
terhormat dan lain sebagainya. Hal itu semua kita jadikan sebagai
sarana taqqarub kita kepada Allah dan berkhidmah terhadap umat serta
memperjuangkan hukum-hukum-Nya. Maka kemuliaan sejati di dunia dan
akherat pasti kita gapai.
"Padahal kekuatan (izzah) itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin." Al Munafiqun: 8.
Artinya,
semakin kita dekat kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, maka
kemuliaan dan izzah tak akan menjauh dari kita. Walaupun kita tak
mempunyai baju kekuasaan, dasi kekayaan, stempel ningrat, embel-embel
gelar dan seterusnya. Meskipun bisa jadi di hadapan publik, kita adalah
orang-orang yang dipinggirkan.
Ya Rabb, karuniakanlah kepada kami kemuliaan sejati, amien.
Halaman
Ngetop Abizzz...
-
Secara bahasa ada kemiripan arti dan makna antara riba dan zakat, yaitu sama-sama bertambah. Hanya saja, riba it...
-
MAKASSAR, Banyaknya pegawai negeri sipil (PNS) yang terlibat politik praktis, membuat ketua DPW PKS Sulawesi Selatan, Akmal Pasluddin, gera...
-
Dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang diselenggarakan mulai 25-28 Maret 2012 di Medan, akan memb...
-
Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera pernah mengajukan sembilan nama calon untuk menduduki kursi menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu...
-
Oleh : Cahyadi Takariawan Dalam dakwah, ada banyak kondisi yang tidak selalu sama dengan harapan. Oleh karena itu selalu ada ruang perma...
-
- Triwisaksana atau yang akrab disapa Bang Sani, legowo tidak menjadi calon Gubernur DKI Jakarta di pilgub DKI 2012 in...
-
Kemarin Saya menghadiri Silaturahim di Padepokan Madani. Ada wayang Golek dan Taujih dari Pimpinan Padepokan Madani (Ust Hilmy Aminuddin...
-
Yg kami harapkan ke istiqamahan nya dalam perjuangan Pks... Dgn tetap di jalur dakwah dan tarbiyah.. (comment on FB. baru saya ba...
-
Bincang-bincang Joseph Kristiadi: "Rakyat Harus Memproduksi Pemimpin" SAAT ini muncul penilaian, kepemimpinan nasion...
-
Ulah Justin Bieber ini adalah ketika ia sedang promosi album barunya, 'Believe' di Inggris. Justin Bieber mengatakan ketika di...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar