Ngetop Abizzz...

Kamis, 29 Maret 2012

SUAP WISMA ATLET : Nazar Mendapat Bocoran KPK



M NazarudddinJAKARTA : Terdakwa perkara dugaan suap pada proyek pembangunan Wisma Atlet SEA Games XXVI di Palembang, M Nazarudddin, mengaku beberapa kali mendapat informasi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar menghindari jerat hukum. Salah satunya informasi dari (mantan) Wakil Ketua KPK Chandra Hamzah tentang status pencegahannya bepergian ke luar negeri.
Hal tersebut diungkapkan Nazaruddin saat menjalani pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu (28/3).
Informasi pencegahan itu diperoleh Nazar saat dia berada di Singapura dari Anas Urbaningrum yang juga memerintahkannya meninggalkan Indonesia setelah bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kediaman pribadi Presiden di Cikeas, tahun lalu.
"Waktu saya di Singapura, saya dihubungi Mas Anas yang mendapat informasi dari Chandra bahwa saya dicekal (daftar nama yang harus dicegah ke luar negeri dan ditangkal masuk Indonesia--Red) Imigrasi," kata Nazaruddin kepada majelis hakim yang diketuai hakim Dharmawati Ningsih.
Selain itu, Nazaruddin juga mengaku pernah memperoleh informasi dari "orang dalam" KPK pada awal Desember 2010 bahwa dia sedang dalam pantauan KPK.
"Awal Desember 2010, saya diberi tahu teman saya itu bahwa ada satu departemen dipantau KPK. Nama Bapak (Nazaruddin) dibawa, begitu katanya," ujar Nazaruddin.
Namun, saat itu Nazar mengaku tidak terlalu memercayai informasi tersebut. Informasi itu pula, menurut pengakuan dia, yang membuat dia tidak gegabah terlibat dalam proyek pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Palembang. "Masa saya bodoh banget. Sudah diwanti-wanti begitu, masih melanjutkan," kata Nazaruddin.
Dalam persidangan itu, Nazaruddin juga membantah terlibat dalam perkara suap wisma atlet. Dia bahkan mengaku tidak tahu-menahu kasus itu.
"Saya sama sekali tidak tahu soal kasus wisma atlet. Bahwa ternyata PT Duta Graha Indah menang pun, saya baru tahu dari media massa. Sebelumnya saya tidak tahu hantu apa itu wisma atlet," ujar Nazaruddin.
Meski begitu, Nazaruddin tidak membantah sejumlah pertemuan yang digelar oleh pihak Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dengan Komisi X DPR RI seperti dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh, Mindo Rosalina Manulang di ruang rapat di Kemenpora, pertemuan di Hotel Arcadia, serta di Restoran Jepang Nippon Khan.
Namun dia menegaskan, dalam pertemuan-pertemuan itu sama sekali tidak dibahas soal proyek wisma atlet, tetapi dibahas rencana proyek pusat olahraga Hambalang.
"Karena itu, saya tegaskan saya tidak terlibat dalam pembangunan wisma atlet. Kalau dalam proyek Hambalang, iya," kata Nazaruddin.
Nazaruddin juga membantah telah menerima gratifikasi dari PT Duta Graha Indah, pelaksana proyek pembangunan wisma atlet, sebesar Rp 4,6 miliar. Suap tersebut, menurut jaksa penuntut umum (JPU) pada KPK, merupakan success fee dalam rangka memenangkan PT DGI sebagai pelaksana pembangunan wisma atlet.
Jaksa penuntut umum (JPU) KPK pada persidangan itu hanya menunjukkan selembar cek sebagai bukti pemberian gratifikasi tersebut. Nazaruddin pun meminta JPU KPK untuk menghadirkan barang bukti uang senilai itu.
"Saya minta diperlihatkan barang bukti gratifikasi atau uang suap Rp 4,6 miliar itu," kata Nazar di depan majelis hakim.
Tapi, permintaan Nazar itu tak dapat dikabulkan JPU KPK karena bukti tersebut memang hanya dalam bentuk cek. Karena itu, Nazaruddin dan kuasa hukumnya menyampaikan protes.
"Kami sudah menyampaikan bahwa barang bukti itu tidak ada, majelis hakim," kata JPU KPK, Anang Supriatna.
Dalam persidangan itu, Nazaruddin juga mempertanyakan sikap KPK yang tidak menetapkan sejumlah penyelenggara negara yang namanya disebut para saksi pada persidangan tersebut.

Pada kesempatan itu, Nazaruddin juga membantah dakwaan JPU KPK bahwa dia pernah melakukan komunikasi melalui BlackBerry Messenger (BBM) dengan Mindo Rosalina Manulang, mantan anak buahnya di Permai Group.
Dia juga membantah nomor PIN BB yang disebutkan JPU KPK dalam persidangan itu sebagai PIN miliknya. Nazaruddin mengaku, dirinya selalu menghubungi Rosa melalui telepon, bukan melalui BBM.
 
(Suara Karya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar