Oleh : Cahyadi Takariawan
“Wah, engkau sekarang tampak semakin subur. Ini menandakan asupan
gizimu telah terpenuhi”, kata seorang suami memuji isterinya yang
tampak segar.
“Gak usah mengejek lah…. Katakan saja kalau aku gendut, gak usah pakai ngomong gizi segala…” jawab isterinya.
Pada beberapa kejadian, rupa-rupanya ditemukan kesulitan membedakan
mana pujian dan mana ejekan. Seorang suami yang tengah memuji isteri,
mendadak mendapatkan respon negatif dari sang isteri, yang menganggap
suaminya telah menghina dan mengejek dirinya. Padahal suami tersebut
tidak mengejek atau menghina, namun ia menggunakan ungkapan yang kurang
tepat dalam memuji.
Saya pernah memposting tulisan beberapa waktu yang lalu, “Mengapa Suami
Jarang Memuji Isteri” (lihat di :
http://edukasi.kompasiana.com/2011/12/14/mengapa-suami-jarang-memuji-isteri/).
Secara umum, laki-laki memang kurang suka ungkapan verbal, berbeda
dengan perempuan yang memang sangat suka ungkapan verbal. Oleh
karenanya, perempuan ingin agar suami “rajin” memuji isteri dengan
tulus. Sementara kebanyakan suami menganggap tidak perlu janji, yang
penting bukti.
Pujian sering melenakan perempuan, ia bisa terbang ke langit karena
pengaruh pujian. Namun ternyata tidak setiap pujian bisa menyenangkan
perempuan. Ada pujian tertentu yang justru membuat marah perempuan,
walaupun pujian itu dilakukan dengan tulus. Ditemukan ada hal-hal yang
sensitif pada kebanyak perempuan, yang ketika diungkap membuatnya
merasa tidak nyaman bahkan tersinggung.
Perempuan Marah Jika Diberi Pujian yang Tidak Tepat
Selama ini kebanyakan lelaki mengira perempuan selalu senang dirayu dan
dipuji, ternyata dugaan ini tidak selalu benar. Menurut sebuah
penelitian dari Dental Care Plus Implant Centres hanya sebagian
perempuan yang senang dipuji, sebagian besar justru akan marah, jika
pujiannya tidak tepat.
Menurut penelitian perusahaan kesehatan asal Inggris yang melibatkan
lebih dari 2000 perempuan dan lelaki itu, sebagian besar perempuan
menilai pujian dari lelaki bermakna sebaliknya. Beberapa pujian yang
selalu membuat perempuan marah, adalah ketika anda mengatakan betapa
sehatnya dia. Ia akan berpikir anda sedang menganggapnya “gemuk”.
Kesan yang sama juga akan dialami jika anda mengomentari betapa kuatnya
dia. Demikian juga jika yang dikomentari adalah kecerdasannya, ia akan
mengira anda sedang menganggapnya bodoh. “Perempuan adalah ciptaan yang
kompleks dan adalah salah jika lelaki mengira tidak ada yang salah
dengan sebuah pujian,” kata seorang juru bicara dari Dental Care Plus
Implant Center.
“Secara khusus perempuan ingin kelihatan kurus bagi orang-orang di
sekitarnya, jadi berhati-hatilah jika berbicara tentang berat badan,
ukuran bahu, atau porsi makan,” tambahnya.
Sebaliknya pujian yang cenderung disukai perempuan biasanya tentang
senyuman, rambut, atau mata yang indah. Empat dari sepuluh responden
perempuan mengaku gembira jika lelaki mengomentari senyum mereka.
Ditemukan hanya 50 persen dari responden perempuan yang bisa menanggapi
pujian dengan normal, tanpa prasangka. Selanjutnya studi itu
menganjurkan para lelaki untuk lebih banyak memuji tentang pakaian dan
kesesuaiannya dengan perempuan yang mengenakannya. Perempuan juga ingin
disebut cantik saja ketimbang pujian yang lebih detail.
Jangan Takut Memuji
Dari penelitian itu juga ditemukan, hampir sepertiga dari responden
lelaki pernah merusak mood kekasih mereka karena salah memberi pujian.
Sebaliknya seperlima dari perempuan mengaku merasa dikatai “gemuk”,
ketika kekasih mereka memuji betapa eloknya lekukan badan mereka.
“Akibatnya kebanyak lelaki hidup dalam ketakutan untuk berbuat
kesalahan dan akhirnya takut untuk menjadi lelaki yang romantis,” kata
juru bicara Dental Care Plus Implant Center.
Walaupun penelitian tersebut memberikan hasil yang sedikit berbeda dari
asumsi publik selama ini, namun jangan sampai membuat para suami takut
memuji isteri. Penelitian tersebut berlaku dalam konteks pergaulan
umum, yaitu antara kebanyakan lelaki dengan kebanyakan perempuan. Bukan
dalam konteks suami dan isteri. Dengan demikian, sangat mungkin terjadi
salah paham antara maksud pujian dengan penerimaan perempuan yang
dipuji, karena mereka adalah “orang lain”, bukan pasangan suami isteri.
Dalam kehidupan keluarga, hubungan antara suami dan isteri sangat khas
dan spesifik. Hubungan yang sangat intim dan dekat, tanpa sekat. Oleh
karena itu, landasan pengertian, pemahaman dan penerimaan sudah
dimiliki. Berbeda dengan hubungan antar personal yang terjadi secara
umum, dimana antara satu dengan yang lainnya tidak saling mengerti
secara khusus. Dalam sebuah keluarga harmonis, suami mengerti kondisi
isteri, dan isteripun mengerti kondisi suami.
Semakin dekat pengertian dan pemahaman antara suami dan isteri, akan
semakin memperkecil peluang munculnya salah paham. Ketika suami memuji
isteri dengan tulus, akan mudah ditangkap ketulusan tersebut oleh
isteri, walaupun menggunakan kalimat yang kurang tepat. Ketika isteri
memuji suami dengan tulus, ketulusan itu mudah diterima oleh suami,
kendati kalimat pujian yang digunakan kurang pas.
Jadi, tunggu apa lagi. Segera berikan pujian kepada isteri dengan penuh
ketulusan hati. Itu akan sangat membahagiakan hatinya. Jangan pelit
memuji isteri, karena itu akan membuatnya bahagia. Dan ingat, jika
isteri anda bahagia, ia akan memberikan apapun yang anda inginkan.
Sumber tulisan : www.beritasatu.com, Senin, 16 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar