Rentang 1999 sampai 2012 ini, bilangannya sudah mencapai 13
tahun, adalah waktu yang cukup panjang bagi kader PKS mendewasakan diri,
periode 1999 sampai 2004, kita masih ingat bahwa saat itu PKS menuai loncatan
kemenangan yang begitu significant. Publik, pelaku politik, tak ketinggalan
barat, mulai menilai PKS sebagai sebuai entitas yang perlu dipertimbangkan, dan
dimonitor gerak langkahnya, dari 2004 sampai 2009 sendiri PKS menuai beberapa
kemenangan dalam pemilukada pemilukada yang ia ikuti.
Kemenangan-kemenangan ini, pertumbuhan-pertumbuhan ini,
membuat banyak pihak waspada, lawan lawan politik juga mulai menunjukkan sikap
yang jauh lebih awas kepada PKS dalam
setiap kali pertempuran melawan PKS. Dan disanalah kemudian lahir intrik
politik, yang tersaji dalam pemberitaan pemberitaan miring, bahkan penuh dengan kedustaan.
Sebagian publik, juga ikut terpancing menanggapi berita berita tersebut.
Termasuklah simpatisan simpatisan PKS, juga kader- kadernya.
Bahkan ada berita yang sama sekali bukan aib, sama sekali
tidak melanggar hukum, kemudian di angkat media menjadi berita yang diarahkan bahwa hal ini tidak lazim
buat PKS.
Menjelang periode 2009 kader sempat kaget dengan berita
berita aneh tersebut.
Tapi dari rentang 2009 sampai 2012 ini, kader PKS belajar
banyak dari berbagai isyu, kejadian, berita yang dipelintir, dipolitisir,
bahkan dibuat buat tersebut. Bagi kader PKS, semua ini dianggap tidak lain
adalah sebagai caranya Allah mendewasakan mereka. Mempersiapkan kematangan daya
analisa mereka terhadap berita. Mengasah kesabaran mereka dalam menghadapi isyu-isyu tersebut. Dan memperbesar kapasitas jiwa..
Memperbesar kapasitas diri, kapasitas jiwa untuk bersiap
dengan masalah masalah bangsa, masalah ummat yang jauh lebih rumit
dari ini. Dan beginilah kader PKS melihat cara Allah mendidik mereka.
Mempersiapkan kader kader PKS, dan masyarakat umumnya, untuk memimpin Indonesia
menuju kejayaannya.
“Cukuplah seseorang (dikatakan) berbohong apabila dia
menyampaikan
semua hal yang dia dengar” (Hadits riwayat Imam Muslim).
Kader PKS tidak bersuka hati, tidak heboh sendiri, dan mudah
terpancing dengan pemberitaan negatif tentang partainya, tentang pemimpinnya.
Dan mereka selalu memiliki kebesaran jiwa untuk meredam berita berita tersebut,
mencernanya perlahan, mengunyahnya, sehingga perlahan lahan mulai kelihatan
bagian mana yang samar, bagian mana yang kusut, dan bagian mana yang bengkok
dipelintir.
Karena senang mendengar berita dusta adalah karakter kaum
yahudi. Dan kader PKS tidak bersedih hati dengan berita berita
tersebut. Karena Allah melarang mereka bersedih hati terhadap berita berita
tersebut.
Kemudian, selama rentang periode tersebut kader-kader PKS
dimanapun, dipelosok negeri manapun, selalu belajar melihat bahwa berita-berita
miring tersebut selalu salah pada akhirnya. Mereka belajar dan mulai memahami
harus bereaksi apa terhadap berita berita miring tersebut. Mereka mulai dapat
menyesuaikan jawaban untuk setiap audien yang mempertanyakan sangkut paut
kebenaran berita berita miring tersebut.
Lalu dengan modal keberlimpahan khusnudzannya, kader PKS
selalu memiliki daya serap yang besar untuk mengolah informasi, dan memberikan
jawaban sementara kepada masyarakat pemilih PKS. Jawaban-jawaban cerdas, yang
berbahasa sesuai dengan bahasa masyarakat disana. Kader PKS selalu memiliki semangat positif
untuk menunjukkan keramahan tak terbatas untuk siapa saja yang sekedar bertanya
tentang berita-berita dusta tersebut. Kader kader PKS juga siap menghadapi mereka
yang memang berniat memojokkan PKS, dengan lemah lembut, sabar. Karena seperti
itulah kader PKS dibentuk.
Dan, jikapun ada yang kelihatan begitu semangat
mengkapitalisasi, berpolemik dengan berita berita miring tentang PKS, mereka
yang selalu menjadi yang terdepan menyebarfkan berita miring tentang PKS, meski
tidak tau pasti apa apa dibalik itu, kader PKS tidak tampil menyerang orang
orang tersebut. Kebanyakan dari kader PKS hanya membiarkan, sambil mendoakan
mereka, suatu saat bergabung dalam barisannya.
Meski pada batasan tertentu, kader PKS harus terlibat,
mereka selalu dapat berdiskusi dengan baik, terhadap apapun permasalahannya,
apapun isyunya.
Berita miring ini, berita dusta ini, isyu-isyu yang sengaja
diangkat untuk menggoyahkan barisan kader PKS, tidak akan berhasil. Karena justru
dengan berita-berita itulah, kader-kader PKS dibina militansinya, daya
tahannya, dan diasah kreatifitasnya, selanjutnya dimotivasi untuk lebih cerdas
menyambut kemenangan demi kemenangan..
Karena kader PKS selalu membuat dirinya berfikiran positif,
berkhusnudzan, dan tidak tersulut emosi. Dan hari-hari belakangan ini, kader
PKS tidak pernah lagi kaget kalau ada berita miring tentangnya, mereka sudah
siap mengolah informasi dengan bijak. Sehingga tidak lagi sempat mereka
tergoyahkan semangat untuk terus berjuang merebut kemenangan kemenangan dakwah.
Yang selalu menjadi konsentrasi bagi kader PKS adalah
bekerja, bukan menanggapi berlebihan isyu-isyu tersebut. Menjawab isyu dengan
perbuatan, dengan kerja nyata…
Biar Allah saja yang melihat mereka bekerja, dan nanti Allah
saja yang akan membalasnya.
hai rasul,
janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera
(memperlihatkan) kekafirannya, Yaitu diantara orang-orang yang mengatakan
dengan mulut mereka:"Kami telah beriman", Padahal hati mereka belum
beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (orang-orang Yahudi itu) Amat
suka mendengar (berita-berita) bohong] dan Amat suka mendengar
perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu mereka merobah
perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. mereka mengatakan:
"Jika diberikan ini (yang sudah di robah-robah oleh mereka) kepada kamu,
Maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini Maka hati-hatilah".
Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, Maka sekali-kali kamu tidak
akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. mereka itu adalah
orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. mereka beroleh
kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. (Al-Maidah:
41)
AkiAwan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar