JAKARTA – Kekesalan Menteri Negara Badan Umum Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan terhadap kinerja pengelola tol rupanya sudah berlangsung lama. Ironisnya, meski sudah berulangkali diingatkan, namun kemacetan di pintu gerbang tol kerap terjadi.

Namun, Dahlan menolak jika saat puncak kekesalannya itu terjadi ditandai dengan membanting kursi petugas loket di pintu gerbang tol menuju Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. Menurutnya, kursi itu betul-betul tidak ada gunanya karena petugasnya tidak ada di loket. Padahal, antrean mobil masuk gerbang tol cukup panjang.

Tindakan membuang kursi itu, kata Dahlan, juga bukan bentuk kemarahan yang mendadak. Sebab, sudah tiga bulan dirinya meminta agar antrean masuk tol jangan sampai menjengkelkan. Diakuinya, hampir setiap minggu dirinya menyampaikan pesan ke direksi Jasa Marga mengingatkan komitmen kepada masyarakat yang harus penuhi.
“Tapi kok tidak ada tindakan nyata,” tegas Dahlan dalam pesan singkatnya sesaat setelah mendarat di Tianjin, China, semalam.

Buktinya, kata Dahlan, Sabtu (18/3) lalu pukul 11.00 WIB saat dirinya hendak ke Bandung untuk bertemu mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), saat masuk pintu Tol Kalimalang-2, antrean juga panjang. Dia pun lantas mengirimklan SMS ke direksi Jasa Marga. “Saya tidak henti-hentinya mengingatkan itu," tukas mantan Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) itu.

Menurutnya, pelayanan itu harus baik. Apalagi ini melayani orang yang mau membayar. Kalau melayani orang yang mau membayar saja tidak baik, bagaimana melayani masyarakat kecil yang tidak punya uang?

Dirinya juga mengaku merasa tak puas hasil penjualan kartu eToll yang kurang berhasil. Menurutnya diperlukan cara-cara kreatif untuk berjualan kartu itu. “Biar kian banyak yang beli kartu eToll," tegas salah satu raja media itu.

REPUBLIKA.CO.ID