Jika Anda membaca
berita dua hari ini sejak Partai Demokrat Cs secara sepihak
mengeluarkan PKS dari Setgab maka opini yang sedang dibangun oleh
Partai Demokrat terlebih lagi Partai Golkar seperti ini “Tolong Dong,
PKS Sadar Dirilah, Mundur Atuh Kan Sudah Di Keluarkan Dari Setgab”.
Hahay, Lucu sekali tingkah polah politisi kita di Republik ini, opini
ini digalang kelompok Partai Golkar dan Partai Demokrat di media, di
media manapun. Bahkan di MetroTV dalam Tajuk “Menteri PKS Terancam Di
Pecat” , Pembaca acaranya mendayu-dayu menanyakan “Kenapa Sich Ga
Mundur Aja? Kenapa Sich Harus Menunggu Di Pecat?” , Kembali Saya
katakan Lucu sekali pertanyannya, bahkan jika Anda mengerti logika
politik bisa ketawa terbahak-bahak.
Terlebih analisis
dari Burhanudin Muhtadi (Pengamat Politik) yang sedang naik daun
katanya menggambarkan PKS memanfaatkan kelemahan SBY yang galau
sehingga tidak akan memundurkan menterinya. Ditambah lagi Syarif Hasan
meminta PKS agar memohon maaf atas kesalahannya bersebrangan dengan
kebijakan Pemerintah yang memang nota bene tidak pro rakyat. Sangat
Lucu sekali…
Sekarang begini,
Coba kita dalami sedikit saja. Soal kebijakan “Jabatan Menteri” itu ada
di tangan Presiden, mau tertkait koalisi atau tidak dikoalisi jabatan
menteri itu tetap mutlak di tangan Presiden. Jikapun suatu ketika SBY
mengangkat Menteri dari PDI-P atau HANURA yang notabene bukan anggota
koalisi, coba tanyakan dengan nyaring “Apa yang Salah?” La wong itu
semua Hak Presiden kok. Kembali ke Menteri PKS misalnya, Kenapa harus
diminta mundur? salahnya apa? Hanya PKS Keluar Koalisi? Memang Menteri
dihasilkan dari Sebuah Rapat Koalisi? Kan tidak! Menteri yang ditunjuk
oleh SBY semuanya mutlak keputusan Presiden karena kita menganut
Presidential tanpa campur tangan siapapun. Sebagai orang biasa, Saya
melihat ini hanya dagelan politik untuk saling menjatuhkan saja,
Permainan licik Partai Demokrat dan Partai Golkar.
Terkait dengan
kondisi PKS yang selalu mengkritisi Pemerintah itu menurut Saya wajar
saja, tidak penting mau dalam koalisi atau diluar koalisi, ketika ada
yang harus diluruskan maka harus mengutarakanya dengan apa adanya. Jika
ada yang beropini bahwa ketika sebuah Partai berada di dalam Koalisi
maka harus mengikuti kebijakan Pemerintah walaupun salah menurut Saya
itu tetap tidak dibenarkan, masa salah diikuti. Dan tidak salah juga
ketika anggota koalisi memberikan pandangan berbeda. Logika
sederhananya begini sebutlah koalisi itu mirip orang menikah
(Suami-Istri), dalam perjalanannya Istri melakukan hal-hal yang tidak
sesuai dengan komitmen pernikahan, Saya pikir wajarlah jika Suami
mengingatkan kepada komitmen pernikahan, dan tidak kemudian istri
ujug-ujug mengajak cerai. Demikian juga sebaliknya ketika suami
melakukan kebijakan-kebijakan yang tidak sesuai dengan norma yang
disepakati tidak salahnya juga ketika Istri mengingatkan dan
mengingatkan kembali komitken pernikahan (Koalisi).
Jadi,sebenarnya
semua ini sederhana saja tetapi karena ada kepentingan-kepentingan
sesaat dari sekolompok elit politik yang licik, licin dan lihai dari
Partai Demokrat dan Partai Golkar sehingga terlihat ricuh dan ribet
atau sengaja dibuat ricuh agar Publik terlupakan dengan Kasus Wisma
Atlet dan Hambalang yang ternyata melibatkan kader-kader Partai
Demokrat sebagai Partai yang berkuasa saat ini?.
Makanya benar
yang dinyatakan PKS sebagaimana diberitakan KOMPAS, Soal Setgab tidak
ada manfaat untuk rakyat tetapi banyak hal lain yang bisa dilakukan
untuk kepentingan rakyat dan ketika wartawan bertanya tentang menteri
maka PKS pun menjawab itu semua ada ditangan Presiden, silahkan tanya
pada Presiden. Fair, jelas dan tidak perlu diperdebatkan lagi.
Media dalam hal
ini seakan terpancing dengan permainan politik Golkar dan Demokrat yang
sengaja menggiring untuk melupakan Kasus Wisma Atlet dan Kasus
Hambalang, Media saat ini sibuk dengan perkara-perkara yang hanya untuk
meningkatkan Rating TV Saja.
Bandung, 5 April 2012
Seorang
Writer,Trainer,Public Speaker dan Entertainer. Punya Kakek Seorang
Penulis, Ibu Seorang Penulis dan Istri Seorang Penulis. Pernah Menjadi
Jurnalis Sekolah, Kampus, dan Radio. Tulisan baru terbit di KayongPost,
Pontianakpost, Banjarmasinpost, Tanjungpurapost, Sriwijayapost,
Balipost, Acehpost, Kompas, Republika, Sabili dll. Cita-cita ingin
menjadi Jurnalis AlJazeera atau CNN dan bisa menulis jurnal di TIME dan
Wartawan Washingtonpost. Anda dapat menghubungi via 085860616183
/ YM: assyarkhan, adikalbar / FB: adikalbar@gmail.com / Twitter :
@assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar / Skype: adi.rabbani / PIN BB :
322235A
Sumber : Kompasiana (5/4/2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar