Ngetop Abizzz...

Senin, 23 April 2012

Nasihat Syekh Aidh Al-Qarni: "Dahulukan bahasa toleransi dan prinsip kasih sayang dalam da'wah"

Oleh Abdullah Haidir, Lc
Ketua MPW PKS Arab Saudi

Pagi ini, Syekh Aidh Al-Qarni, hafizahullah, menulis artikel menyegarkan tentang 'Kasih Sayang' Di harian Sabq. Saya terjemahkan secara ringkas dan bebas.


Aidh Al-Qarni
قَلْبٌ بِلاَ رَحْمَةٍ قِطْعَةٌ مِنْ حَجَرٍ

رُوحٌ بِلاَ رَحْمَةٍ صَحْرَاءٌ قَاحِلَةٌ

لِسَانٌ بِلاَ رَحْمَةٍ سَوْطٌ مِنْ عَذَابٍ

مَوْعِظَةٌ بِلاَ رَحْمَةٍ إِعْلاَنُ حَرْبٍ

مَنْهَجٌ بِلاَ رَحْمَةٍ سِرْدَابٌ مُظْلِمٌ




Hati tanpa kasih sayang, tak lebih sebongkah batu karang.
Ruh tanpa kasih sayang, adalah sahara nan gersang.
Lisan tanpa kasih sayang, bagaikan cemeti siksaan.
Nasehat tanpa kasih sayang, sama artinya dengan pengumuman perang.
Pedoman tanpa kasih sayang, tak ubahnya terowongan gelap memanjang.

Sesungguhnya, pada zaman sekarang, kita lebih membutuhkan ungkapan kasih sayang, bahkan termasuk terhadap non muslim.

Karena kini merupakan zaman terasingnya agama, sedikitnya ulama yang kredibel, sementara tawaran dan godaan begitu banyak. Maka, bagi siapa saja yang memiliki seberkas cahaya ilmu, atau sedikit kebaikan, hendaknya dia lebih mendahulukan bahasa toleransi dan prinsip kasih sayang, agar menjadi sebab kembalinya manusia kepada Tuhannya, dan menjadi penyambung antara makhluk dengan Khaliqnya serta penggiring keselamatan orang-orang yang celaka.

Sebagaimana sabda Rasulullah saw,

إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِى شَىْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَىْءٍ إِلاَّ شَانَهُ (مسلم

"Tidaklah kelembutan ada pada sesuatu, kecuali dia akan menghiasinya. Dan tidaklah dia tercabut dari sesuatu, kecuali menjadikannya ternoda." (HR. Muslim)

Sudah saatnya, 'gaya' mencela, mencaci dan melukai ditutup selama-lamanya. Justeru yang harus dibuka selama-lamanya adalah 'model' kasih sayang, toleransi dan lemah lembut.

Sesungguhnya orang-orang yang menulis kisah dan pengalaman para ulama dan dai, mereka akan berkesimpulan bahwa keberhasilan terkait dengan kasih sayang, penerimaan terkait dengan kasih sayang, dan keselamatan terkait dengan kasih sayang. Sesungguhnya, perahu keselamatan tidak dapat ditunggangi kecuali dengan kasih sayang.

Marilah kita ikut menumpang perahu keselamatan yang 'dinakhodai ' Rasulullah saw dengan slogannya;

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

"Dan tidaklah Kami utus engkau (wahai Rasulullah) melainkan sebagai rahmat (kasih sayang) bagi semesta alam.." (QS. Al-Anbiya: 107)

(Syekh Aidh Al-Qarni, hafizahullah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar