Oleh : Ust. Ahamad Mudzoffar Jufri
Jika membandingkan amal-amal kita
dengan nikmat-nikmat yang kita dapat dan harap dari Allah Ta'ala, maka
kita akan segera sadar bahwa, amal yang paling kita butuhkan adalah
bertobat dan banyak-banyak beristighfar. Karena dengan perbandingan itu
kita akan mengetahui betapa kecil, kerdil dan tak sebandingnya
amal-amal kita itu di hadapan nikmat-nikmat besar, agung dan tak te...rbilang yang menjadi pembanding.
Minimal ada empat hal atau faktor pembanding, dimana seistimewa apapun
amal seseorang, tidak akan ada apa-apanya bila dibandingkan dengan satu
faktor saja diantaranya, bagaimana dengan keempat-empatnya? Dan ketika
ada suatu amal tertentu, yang berdasarkan dalil, bisa mengimbangi dan
menutup salah satu atau sebagian faktor pembanding, maka sebenarnya hal
itu bukanlah karena saking istimewanya amal itu sendiri. Melainkan
karena keistimewaan rahmat dan kasih sayang Allah semata, Yang
Menganggap dan Menjadikan suatu amal yang sejatinya biasa-biasa saja,
sebagai amal yang luar biasa istimewa! Dan itu tiada lain merupakan
rahmat tersendiri yang tentu saja menuntut syukur tersendiri pula.
Sebagai contoh misalnya tentang keistimewaan dua rakaat shalat dhuha,
yang bila ditunaikan pada suatu pagi, dinilai telah cukup sebagai
pembayar dan penutup kewajiban syukur hari itu atas seluruh kenikmatan
fisik yang terdiri dari 360 ruas (lih. HR. Muslim dari Abu Dzarr ra.
dan HR. Muslim dari 'Aisyah ra.). Nah, bagaimana shalat dua rakaat
dhuha yang mungkin hanya membutuhkan waktu kurang dari lima menit, bisa
seistimewa itu nilainya, sehingga dianggap dan dinilai cukup sebagai
penebus dan penutup kewajiban syukur atas kenikmatan seluruh anggota
tubuh seseorang, yang tidak terukur nilainya? Hal itu tiada lain,
karena Allah dengan keluasan dan kemurahan rahmat-Nya, telah menilai
dan menjadikannya demikian!
Faktor pembanding pertama:
Nikmat-nikmat tak terhingga yang wajib disyukuri dengan beragam amal
sebagai bukti. Nah, untuk tujuan dan kepentingan menutup kewajiban
syukur nikmat ini saja, tidak mungkin ada amal seistimewa dan sehebat
apapun, yang benar-benar bisa membandingi dan mengimbangi. Sederhana
saja, bagaimana mungkin amal-amal yang sangat terbatas dan mudah
dihitung, bisa membandingi dan menandingi nikmat-nikmat Allah yang
sangat tidak terbatas dan tidak mungkin mampu dihitung? (QS. Ibrahim:
34 dan An-Nahl: 18). Dan karenanya, tentu nikmat yang tidak bisa
disadari dan diketahui jauh lebih banyak daripada yang mampu disadari
dan diketahui. Nah, jika untuk menyadari dan mengetahui saja tidak
mampu, bagaimana mungkin seseorang akan bisa memenuhi kewajiban syukur
atasnya?
Faktor pembanding kedua: Dosa-dosa menumpuk dan
menggunung yang juga harus dihapus dengan amal dan tobat. Ya, salah
satu manfaat yang hendak didapat, tujuan yang ingin dicapai, dan target
yang mau diraih, dengan setiap amal yang dilakukan seseorang, adalah
agar bisa menjadi penghapus dan pelebur dosa-dosa yang telah
diperbuatnya. Dari Abu Dzarr ra. ia berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam pernah bersabda kepadaku: "Bertakwalah kamu kepada
Allah dimana saja dan dalam kondisi apa saja kamu berada, dan ikutilah
setiap keburukan (perbuatan dosa) dengan kebaikan (amal saleh) yang
dapat menghapuskannya, serta bergaullah kepada masyarakat dengan akhlak
yang baik." (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad). Nah untuk tujuan inipun, kalau
bukan karena rahmat dan kasih sayang Allah, amal seutama apapun tidak
akan sebanding dengan banyak dan beragamnya dosa. Apakah ada seseorang
diantara kita yang berani mengklaim dan mengaku bahwa, amal-amalnya
lebih banyak daripada dosa-dosanya?
Faktor pembanding ketiga:
Harapan akan beragam rahmat Allah, baik sepanjang hidup di dunia ini,
maupun nanti untuk kehidupan di akherat, dan puncaknya adalah beroleh
Surga Allah dan ridha-Nya. Kalau seluruh amal kita, jika dinilai apa
adanya, sudah tidak cukup sebagai pembanding untuk menutup kewajiban
syukur nikmat yang tiada terhingga, atau sebagai penebus dan penghapus
dosa-dosa yang juga tak terbilang, maka apalagi bila hendak dijadikan
juga sebagai wasilah dan sarana untuk mendapatkan beragam rahmat lain,
baik yang duniawi maupun apalagi yang ukhrawi, dimana puncaknya adalah
Surga Allah dan ridha ilahi, tentu saja akan lebih tidak cukup lagi.
Dan ketika amal-amal itu dianggap dan dinilai cukup dalam timbangan
syariah, maka itu hanyalah bukti keistimewaan, keluasan dan kemurahan
rahmat Allah Ta'ala, yang tentu wajib selalu kita syukuri.
Faktor pembanding keempat: Harapan akan perlindungan diri dari bermacam
ragam potensi mara bahaya yang sewaktu-waktu bisa menimpa siapa saja.
Baik itu untuk bahaya-bahaya selama hidup di dunia ini, maupun utamanya
bahaya terbesar kelak di akherat berupa siksa api neraka, na'udzu
billah min dzalik. Dan untuk menegaskan betapa tak sebandingnya seluruh
amal kita, seistimewa apapun, dengan perlindungan dan keselamatan diri
yang kita harapkan, Baginda Sayyiduna Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda (yang artinya): "Beramallah selalu seoptimal mungkin,
dan beristiqamahlah, serta ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada
seorangpun dari kalian yang bisa selamat (dari bahaya dan ancaman
siksa) hanya dengan (mengandalkan) amalnya semata" Mereka (para
sahabat) bertanya: Apakah tidak juga Engkau, wahai Rasulullah? Beliau
menjawab: "Ya, tidak juga aku (bisa selamat hanya karena amalku),
kecuali bila Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepadaku" (HR.
Muslim dari Abu Hurairah ra.).
Akhirnya, jika demikian halnya,
maka marilah kita tak putus berupaya untuk selalu meningkatkan kualitas
dan kuantitas bukti syukur kita kepada Allah Ta'ala Dzat Penganugerah
segala rahmat dan nikmat yang tiada terhingga. Di saat yang sama,
marilah pula tak henti selalu bertobat dengan taubatan nashuha dan
beristighfar dengan istighfar yang sebanyak-banyaknya, yang kita harap
bisa menutup kekurangan dan kelemahan kita dalam memenuhi kewajiban
syukur! SEMOGA!
Halaman
Ngetop Abizzz...
-
Ditengah bertaburnya para bintang sepak bola, tidak menyangka diantara mereka ternyata banyak ya...
-
PKS Tambakrejo - Setelah resmi mengumumkan penghapusan tanda salib pada logo klub bagian atas, Real Madrid mendapat keuntungan bes...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar