Ditengah bertaburnya para bintang sepak bola, tidak menyangka diantara mereka ternyata banyak ya...
Selasa, 14 Februari 2012
ISTIGHFAR-ISTIGHFAR PILIHAN
Oleh : Ust. A. Mudhoffar Jufri
Esensi dari istighfar adalah permohonan ampun kepada Allah Ta’ala,
sebagai bukti dan wujud taubatan nasuha, yang didasarkan pada pengakuan
yang jujur akan dosa, penyesalan yang dalam dan sepadan atasnya, serta
tekad yang sungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya. Inilah inti dari
setiap istighfar. Sedangkan pelafalan dengan lesan adalah faktor
pendukung. Sehingga selama inti dan esensi tersebut telah terpenuhi
dalam diri seseorang, maka masalah lafal dan redaksi istighfar yang
diucapkan bisa longgar dan relatif. Yakni bisa saja dengan lafal dan
redaksi yang manapun, dan bebas diucapkan dalam bahasa apapun. Baik
Arab, Indonesia, Jawa, Madura, Sunda, Inggris, maupun yang lainnya.
Namun, meskipun demikian, tetap saja akan lebih baik, lebih ideal,
lebih afdhal dan lebih sempurna, jika lafal dan redaksi istighfar yang
dipilih dan dilantunkan adalah berasal dari Al-Qur’an dan sunnah
Rasululullah SAW. Karena, barokahnya pastilah lebih besar! Dan
berikut ini adalah beberapa lafal istighfar pilihan dari tuntunan Sang
Teladan Utama, Baginda Sayyidina Rasulillah shallallahu ‘alaihi
wasallam.
1. Lafal istighfar terpendek yang biasa dibaca sebanyak 3x oleh Rasulullah SAW. selepas shalat: "أَسْتَغْفِرُ الله" (رواه مسلم) “Astaghfirullah” (Aku memohon ampun kepada Allah)
2. Dalam hadits bahwa, barangsiapa membaca istighfar dibawah ini, maka
akan diampunkan dosanya, meskipun ia telah lari dari medan jihad yang
sedang berkecamuk (dimana dosanya sangat besar sekali): "أَسْتَغْفِرُ الله الَّذِي لآ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الحَيُّ القَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ" (رواه الترمذي و أبو داود والحاكم).
“Astaghfirullahal-ladzi la ilaha illa Huwal-Hayyul-Qayyum, wa atubu
ilaih” (Aku memohon ampun kepada Allah, Yang tiada tuhan yang berhak
diibadahi dengan benar selain Dia, Yang Maha Hidup, Yang Maha Mengurus,
dan aku bertobat kepada-Nya).
3. Lafal istighfar Rasulullah SAW. yang banyak dibaca di akhir masa hidup beliau: "سُبْحَانَ اللهُ وَبِحَمْدِهِ، أَسْتَغْفِرُالله وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ" (متفق عليه)
“Subhanallah wa bihamdih. Astaghfirullah, wa atubu ilaih” (Maha Suci
Allah, dan dengan memuji-Nya. Aku memohon ampun kepada Allah dan
bertobat kepada-Nya). Atau dengan lafal dan redaksi berikut ini: "سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ" (رواه مسلم)
“Subhanaka, Allahumma wa bihamdika, astaghfiruka wa atubu ilaik” (Maha
Suci Engkau ya Allah, dan dengan memuji-Mu, aku memohon ampun dan
bertobat kepada-Mu).
4. Lafal doa istighfar yang biasa dibaca oleh
Rasulullah SAW. dalam ruku’ dan sujud, khususnya di akhir hidup beliau,
dalam rangka mengamalkan perintah Allah dalam surah An-Nashr: "سُبْحَانَكَ اللهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ" (رواه البخاري).
“Subhanaka, Allahumma Rabbana, wa bihamdika, astaghfiruka wa atubu
ilaik” (Maha Suci Engkau ya Allah Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu, aku
memohon ampun dan bertobat kepada-Mu).
5. Sahabat Ibnu Umar ra.
sempat menghitung lafal istighfar berikut ini dibaca oleh Rasulullah
SAW. dalam satu majlis, sebanyak 100 x: "رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ" (رواه أبو داود والترمذي وأحمد)
“Rabbighfirli, wa tub ‘alayya, innaka Antat-Tawwabur-Rahim” (Wahai
Tuhan-ku, ampunilah daku, dan terimalah tobatku. Sesungguhnya
Engkau-lah Dzat Maha Penerima tobat, dan Maha Penyayang).
6. Doa istighfar kaffaratul majlis (penutup dan penghapus dosa majlis):
"سُبْحَانَكَ اللهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ
أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ" (رواه أبو داود والنسائي
والطبراني والحاكم). “Subhanaka, Allahumma wa bihamdika, asyhadu
alla ilaha illa Anta, astaghfiruka, wa atubu ilaik” (Maha Suci Engkau
ya Allah, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang
berhak diibadahi dengan benar selain Engkau. Aku memohon ampun dan
bertobat kepada-Mu).
7. Lafal doa istighfar yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW. kepada sahabat Abu Bakar ra. untuk dibaca di dalam
shalat khususnya sebelum salam: "اللهُمَّ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ
ظُلْمًا كَثِيْرًا، وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ، فَاغْفِرْ
لِيْ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِيْ، إِنَّكَ أَنْتَ الغَفُوْرُ
الرَّحِيْمُ" (رواه البخاري). “Allahumma inni dzalamtu nafsi dzulman
katsira, wala yaghfirudz-dzunuba illa Anta, faghfirli maghfiratan min
‘indika, warhamni, innaka Antal-Ghafurur-Rahim” (Ya Allah sungguh aku
telah mendzalimi diriku dengan kedzaliman yang banyak. Dan tiada yang
bisa mengampuni dosa-dosa selain hanya Engkau. Maka ampunkanlah daku
dengan sebuah pengampnan dari sisi-Mu, dan rahmatilah aku. Sesungguhnya
Engkau-lah Dzat Maha Pengampun, Maha Penyayang). Barangsiapa
8.
Sayyidul-istighfar (Induk istighfar), dimana disabdakan bahwa,
barangsiapa membacanya pada siang hari lalu wafat pada siang itu, maka
ia termasuk ahli Surga, dan barangsiapa membacanya lalu wafat pada
malam itu, maka ia tergolong ahli Surga: "اللهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ،
لآ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى
عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا
صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ لَكَ
بِذَنْبِيْ، فَاغْفِرْلِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ
أَنْتَ" (رواه البخاري). “Allahumma Anta Raabbi, la ilaha illa Anta,
khalaqtani wa ana ‘abduka, wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu.
A’udzu bika min syarri ma shana’tu. Abu-u laka bini’matika ‘alayya, wa
abu-u laka bidzambi. Faghfirli fa innahu la yaghfirudz-dzunuba illa
Anta” (Ya Allah Engkau-lah Tuhan-ku. Tiada tuhan yang berhak diibadahi
dengan benar selain Engkau. Engkau Yang telah Menciptakanku, dan aku
adalah hamba-Mu. Aku akan menjaga janji-Mu seoptimal yang aku mampu.
Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan segala yang aku perbuat. Aku
kembali kepada-Mu dengan (mengakui) segala nikmat-Mu kepadaku. Dan
akupun kembali kepada-Mu dengan (mengakui) semua dosaku. Maka ampunilah
aku. Karena sesungguhnya tiada yang bisa mengampuni dosa-dosa selain
hanya Engkau).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar