Ditengah bertaburnya para bintang sepak bola, tidak menyangka diantara mereka ternyata banyak ya...
Jumat, 17 Februari 2012
AJAIBNYA DOA SEORANG AYAH
(SERI KEAJAIBAN DOA)
Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya bahwa, doa ayah ibu untuk
anaknya, berupa doa baik ataupun doa buruk, adalah termasuk doa yang
mustajab. Dan kisah berikut ini, disamping merupakan salah satu
pembuktian akan kebenaran hadits Nabi SAW, sekaligus menjadi pelajaran
berharga dan peringatan penting bagi setiap orang tua, agar tidak
gampang mengeluarkan kata-kata negatif terhadap anaknya, karena bisa
menjadi doa buruk yang terkabulkan atas anak kesayangan, meskipun
semula ucapan tersebut tidak benar-benar diniatkan sebagai doa yang
serius!
Dengan wajah penuh kesedihan dan penyesalan, seorang ayah bertutur:
Aku dulu punya seorang anak laki-laki yang telah memasuki usia remaja.
Aku sangat membanggakan dan menyayangi anakku tersebut. Karena ia
termasuk anak yang baik dan berbakti kepada orang tua. Nah, kisahku ini
berawal pada suatu malam, saat kami sekeluarga sudah bersiap-siap untuk
istirahat dan tidur, ketika tiba-tiba anak kesayanganku yang
kuceritakan itu mendatangiku seraya berkata: Ayah, aku sudah jenuh
belajar, maka aku mohon izin untuk keluar jalan-jalan sebentar barang
setengah jam saja, lalu aku akan langsung pulang lagi setelahnya. Tapi
aku menjawab dengan mengatakan kepadanya: Jangan anakku, ini ‘kan sudah
malam, orang-orang sudah pada tidur, dan kamu sendiri ‘kan juga sudah
memakai baju tidur! Ia masih berusaha memperoleh izinku sehingga
berkata lagi: Aku akan keluar sebentar saja kok, Ayah, untuk sekadar
refreshing demi mengusir kejenuhan belajar. Dan aku akan tetap
mengenakan jubah tidurku ini, karena memang aku juga tidak ingin pergi
jauh atau lama. Begitu ucapnya, mencoba untuk mempengaruhiku agar
mengizinkannya. Tapi aku tetap bersikukuh melarang dan mencegahnya
keluar. Dan karena ia seorang anak yang patuh, maka iapun lalu ngeloyor
pergi meninggalkanku, meskipun mungkin saja tetap dengan menyimpan rasa
kecewa atas penolakanku.
Sesaat kemudian, begitu melihat
putranya tampak bermuka masam dan cemberut, ibunyapun bertanya: Ada apa
denganmu? Ia lalu menjawab: Aku barusan minta izin pada Ayak untuk
keluar jalan-jalan sebentar, tapi beliau tidak mau memberiku izin!
Sesudah itu istriku yang gantian mendatangiku sambil berkata: Anak kita
‘kan anak yang berbakti dan baik, biarlah dia pergi sebentar, toh dia
berjanji akan langsung kembali lagi secepatnya! Dan dengan
tekanan-tekanan dari ibunya, akhirnya akupun terpaksa mengatakan: Ya
sudah biarkan dia pergi…! Namun, dan ini yang aku sesali, tanpa sadar
dan tanpa sengaja, aku juga mengucapkan kata-kata spontan yang berisi
doa buruk atasnya. Yakni aku keceplosan berucap: … Semoga saja Allah
tidak memulangkannya! Ya, memang aku katakana doa itu, namun tentu saja
sama sekali aku tidak sungguh-sungguh dalam mengatakannya. Sepertinya
ucapan itu keluar begitu saja dari mulutku. Dan tanpa kusadari bahwa,
pintu langit sewaktu-waktu terbuka bagi doa siapa saja dan doa apa
saja!
Sejurus setelah itu anakkupun benar-benar pergi,
sampai berlalu satu jam… lalu satu setengan jam … dan dua jam, tapi
ternyata dia belum juga kembali. Bahkan sampai waktu adzan subuh
berkumandang, putraku tetap belum pulang. Sehingga, karena saking
khawatirnya, saat itu hatiku bak tertikam tombak. Aku langsung ingat
dan sangat khawatir, jangan-jangan ini gara-gara doa buruk atasnya yang
kuucapkan tanpa niat itu!
Akhirnya akupun melapor ke kantor
kepolisian terdekat. Mereka mencoba menghubungi berbagai pihak dan
instansi terkait. Sampai akhirnya didapat informasi bahwa, pada malam
itu telah terjadi sejumlah kecelakaan lalu lintas, dan ada beberapa
korban yang meninggal. Para petugas lalu menyuruhku untuk pergi ke
rumah sakit. Maka secepat kilat akupun meluncur kesana. Dan begitu
sampai, aku langsung dibawa menuju kamar mayat. Dan la haula wala
quwwata illa billah, wa hasbunallahu wa ni’mal wakil, ternyata
kekhawatiranku benar-benar terjadi. Pandangan mataku serta merta
tertuju ke arah anak kesayanganku yang telah terbujur kaku diantara
mayat-mayat korban kecelakaan maut malam itu! Dan tetap masih dengan
baju tidur yang dikenakannya saat meninggalkan rumah dengan niat
jalan-jalan itu. Ia adalah korban yang terakhir wafat.
Akhirnya kami keluarkan jasadnya dari dalam mesin pendingin di kamar
mayat RS tersebut, dan langsung membawanya pulang. Selanjutnya, singkat
kata, kami shalatkan, lalu kami makamkan. Dan semua itu aku lakukan dan
lewati dengan kondisi hati yang seakan remuk redam, perasaan yang
berkecamuk tidak karuan, dan penyesalan yang tiada tara. Meskipun aku
sadar bahwa, inilah taqdir. Namun aku tetap merasa yakin bahwa, akulah
penyebab semuanya. Aku tidak hati-hati, sehingga keceplosan berdoa
buruk terhadapnya, dan doaku terkabul! Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar