Ditengah bertaburnya para bintang sepak bola, tidak menyangka diantara mereka ternyata banyak ya...
Minggu, 26 Februari 2012
DZIKIR-DZIKIR SPESIAL
Oleh : Ust. A. Mudzoffar Jufri
Pada hakekatnya, setiap lafal dzikir ma’tsur dari Al-Qur’an dan
As-Sunnah adalah spesial. Karena dzikrullah secara umum memang
merupakan salah satu bentuk amal ibadah spesial. Sampai-sampai, karena
saking spesialnya, ia dapat berfungsi sebagai penutup kekurangan dan
pengganti (dari aspek nilai dan pahala, bukan secara hukum) bagi
ibadah-ibadah lain yang terlewatkan penunaiannya. Dari
Abdullah bin Busr radhiyallahu 'anhu bahwa, ada seorang laki-laki
berkata: wahai Rasulullah, sesungguhnya syari'at-syari'at Islam
(terasa) telah begitu banyak bagiku (sehingga aku takut tidak mampu
memenuhinya). Maka mohon beritahukan kepadaku sesuatu (amalan) yang
dapat aku jadikan sebagai pegangan (dan yang bisa menutup
kekurangan-kekuranganku dalam amal ibadah lain)! Beliaupun bersabda:
"Hendaknya lidahmu senantiasa basah karena berdzikir kepada Allah."
(HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad). Namun demikian, disaat
yang sama, tetap terdapat lafal-lafal dzikir ma’tsur yang dinilai lebih
spesial diantara lafal-lafal dzikir yang ada. Dan berikut ini
sebagiannya.
1. سُبْحَانَ الله / Subhanallah / Maha
Suci-lah Allah; الحَمْدُ لِله / Al-hamdu lillah / Segala puji bagi
Allah; لاَ إلهَ إلأَّ الله / Laa ilaaha illallah / Tiada tuhan yang
berhak diibadahi kecuali Allah; الله أَكْبَرُ / Allahu Akbar / Allah
Maha Besar. Empat serangkai lafal dzikir maktsur tersingkat namun
sekaligus teristimewa, inilah yang harus selalu mengisi hati sekaligus
membasahi lesan setiap muslim dan muslimah, dalam keseharian
masing-masing. Baik untuk dibaca sendiri-sendiri secara terpisah,
maupun dengan cara digabung.
Dari Abu Dzar ra. bahwa,
beberapa orang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah
bertanya kepada Beliau, "Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah
menguasai dan mendominasi seluruh pahala. Mereka shalat seperti kami
(yang miskin) juga shalat dan puasa seperti kami puasa. Namun (selain
itu) mereka bisa bersedekah dengan kelebihan harta mereka (sementara
kami tidak bisa)" Maka Beliau pun bersabda: "Bukankah Allah telah
menjadikan berbagai macam cara bagi kalian agar juga bisa bersedekah
(seperti mereka)? Setiap lafal tasbih adalah sedekah, setiap lafal
takbir adalah sedekah, setiap lafal tahmid adalah sedekah, setiap lafal
tahlil adalah sedekah…" (HR. Muslim).
Dan dari Abu Hurairah
berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda:
'Sesungguhnya membaca dzikir: Subhaanallah, al-hamdu lillah, laa ilaaha
illallah, dan Allahu akbar, adalah lebih aku sukai daripada segala
sesuatu yang terkena oleh sinar matahari.(maksudnya bumi dan seluruh
isinya)" (HR. Muslim).
2. سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ “Subhaanallahi wa bihamdih”(Maha Suci Allah, dan Maha Terpuji-lah Dia).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa, barangsiapa
membaca dzikir ini dalam sehari 100 x, maka akan terhapuslah
dosa-dosanya, meskipun sebanyak buih lautan (HR. Muttafaq ’alaih).
3. سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ “Subhaanallahil-‘adziim” (Maha Suci-lah Allah Yang Maha Agung).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa, ada dua lafal
dzikir yang ringan di lesan, namun berat dalam timbangan (di Akherat),
dan sangat dicintai oleh Allah Dzat Pemberi rahmat, yaitu:
Subhaanallahil-’Adziim, dan Subhaanallahi wa bihamdih.(HR. Muttafaq
’alaih).
4. لّا إِلَهَ إِلاَّ أَنتَ، سُبْحَانَكَ، إِنِّي كُنتُ
مِنَ الظَّالِمِينَ “Laa ilaaha illaa Anta, subhaanaka, innii kuntu
minadz-dzaalimiin” (Tiada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Engkau.
Maha Suci-lah Engkau. (Aku mengakui) sesungguhnya aku termasuk golongan
orang-orang suka berlaku dzalim).
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya):“Doa Dzun-Nun (Nabi Yunus as.)
yang dibaca saat berada di dalam perut ikan ialah: “Laa ilaaha illaa
Anta, subhanaka, inni kuntu minadz-dzalimiin” (lihat: QS. (Lihat: QS.
Al-Anbiyaa’: 87-88; dan lihat pula: QS. Ash-Shaaffaat: 139 – 148).
Sesungguhnya tidak seorang muslimpun berdoa dengan wasilah lafal dzikir
tersebut dalam hal apapun, kecuali Allah akan mengabulkannya” (HR.
At-Tirmdzi dan lainnya dari sahabat Sa’ad bin Abi Waqqash ra, dan
dishahihkan oleh Al-Albani).
5. سُبْحَانَ اللَّهِ
وَبِحَمْدِهِ، عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ،
وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ “Subhaanallahi wa bihamdihi, ‘adada khalqihi, wa
ridhaa nafsihi, wa zinata ‘arsyihi, wa midaada kalimaatih” (Maha Suci
Allah, dan Maha Terpuji-lah Dia, sejumlah makhluk ciptaan-Nya,
setingkat ridha Diri-Nya, seberat ‘Arsy-Nya, dan sebanyak tinta
Kalimat-kalimat-Nya”.
Dari Ummul Mukminin Juwairiyah ra.
bahwa, sekali waktu Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam pernah
pergi meninggalkan beliau selepas shalat subuh, sementara beliau dalam
posisi duduk di tempat shalat beliau sambil terus berdzikir. Lalu saat
kembali pada waktu dhuha (menjelang dzuhur), ternyata Rasulullah
shallallahu ’alaihi wasallam masih mendapati beliau tetap duduk
berdzikir seperti semula. Maka Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam
pun bertanya: ”Apakah kamu tetap duduk begini sambil berdzikir seperti
saat aku tinggalkan bakda subuh tadi?”. Ummul Mukminin menjawab: Benar!
Lalu Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam melanjutkan sabda Beliau:
”Sesungguhnya, setelah meninggalkanmu tadi, Aku telah mengucapkan empat
lafal dzikir, sebanyak 3 x, yang bisa mengungguli seluruh dzikir yang
kamu baca sejak subuh hari ini, yakni: Subhaanallahi wa bihamdihi,
‘adada khalqihi, wa ridhaa nafsihi, wa zinata ‘arsyihi, wa midaada
kalimaatih” (HR. Muslim).
6. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ، وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ “Laa ilaaha ilIallaahu wahdahu, laa syariika
lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa Huwa 'alaa kulli syai-in qadiir'
(Tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, satu-satu-Nya. Tiada
sekutu bagi-Nya, Dia-lah Yang Memiliki seluruh kekuasaan dan segala
puji hanya milik-Nya. Dan Dia Maha Kuasa atas segaIa sesuatu).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa
melafalkan dzikir Laa ilaaha ilIallaahu wahdahu, laa syariika lah,
lahul mulku wa lahul hamdu wa Huwa 'alaa kulli syai-in qadiir, dalam
sehari seratus kali, maka ia akan memperoleh pahala yang sama seperti
orang yang memerdekakan sepuluh orang budak, dicatatkan untuknya
seratus kebaikan, dihapus darinya seratus keburukan, dan dzikir
tersebut akan menjadi pelindung dirinya dari godaan/gangguan syetan
sampai sore hari. Sementara itu tidak ada yang bisa mengungguli
pahalanya, kecuali orang yang membaca lebih banyak dari itu. Adapun
barangsiapa membaca dzikir Subhaanallaahi wa bihamdihi seratus kali
dalam sehari, maka dosa-dosanya akan dihapuskan, meskipun sebanyak buih
lautan." (HR. Muttafaq 'alaih).
Dan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam juga bersabda (yang artinya): “Barangsiapa terbangun
di tengah malam lalu membaca dzikir ini: Laa ilaaha illallahu wahdahu
laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa Huwa ‘alaa kulli
syai-in qadiir. Alhamdu lillah, wa subhanallah, wa laa ilaaha illallah,
wallahu akbar, wa laa haula wa laa quwwata illaa billah (Tiada tuhan
yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah satu-satu-Nya, tiada
sekutu bagi-Nya. Milik-Nya seluruh kerajaan/kekuasaan dan bagi-Nya
segala puji. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Maha Suci Allah.
Tiada tuhan yang benar kecuali Allah. Allah Maha Besar. Tiada daya dan
kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah). Kemudian ia membaca
istighfar: Allahummaghfirli (ya Allah ampunkanlah daku), atau berdoa
dengan doa apapun. (Barangsiapa yang membaca dzikir tersebut lalu
berdoa), maka doanya akan dikabulkan. Sedangkan yang lebih semangat
lagi, lalu berwudhu (dan shalat), maka shalatnya diterima” (QS.
Al-Bukhari).
7. حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Hasbunallahu wa ni’mal wakiil” (Cukuplah Allah saja bagi kami, dan
Dia-lah sebaik-baik penolong). Kata sahabat Ibnu ‘Abbas ra bahwa,
dzikir tawakkal inilah yang dibaca oleh Khalilullah Nabi Ibrahim
‘alaihissalam saat dilemparkan ke dalam api raja Namrud. Begitu pula
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat Beliau
membacanya saat dikepung oleh musuh dari berbagai penjuru (lihat QS.
Ali ‘Imraan: 173, dan HR. Al-Bukhari).
8. حَسْبِيَ اللَّهُ لا
إِلَهَ إِلا هُوَ، عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ، وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ
الْعَظِيمِ “Hasbiyallahu laa ilaaha illaa Huwa, ‘alaihi tawakkaltu, wa
Huwa Rabbul’arsyil kariim” (Cukuplah bagiku Allah saja, tiada tuhan
yang berhak diibadahi selain Dia, aku bertawakkal kepada-Nya, dan Dia
adalah Tuhan Pemilik al-‘arasy yang agung). Dalam hadits bahwa,
siapa membaca lafal dzikir tawakkal yang bersumber dari Al-Qur’an ini
(QS. At-Taubah: 129), sebanyak 7x pada pagi dan petang hari, maka Allah
akan mencukupkan dan melepaskannya dari hal-hal yang menggundahkannya”
(HR. Abu Dawud dan lainnya serta dishahihkan oleh Al-Albani).
9. لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ “Laa haula wa laa quwwata
illaa billah” (Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan)
Allah”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa,
lafal dzikir istimewa yang juga bermakna dan beresensi tawakkal ini,
merupakan salah satu perbendaharaan dan pintu Surga (HR. Muttafaq
‘alaih dari Abu Musa Al-Asy’ari ra.).
10. بِسْمِ اللَّهِ
الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي
السَّمَاءِ، وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيم “Bismillahil-ladzi laa yadhurru
ma’asmihi syai-un fil-ardhi walaa fis-samaa-i, wa Huwas-Samii’ul
‘Aliim” (Dengan Nama Allah, yang dengan Nama-Nya tidak akan ada
sesuatupun di bumi dan di langit, yang bisa memberi madharat. Dan
Dia-lah Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui). Di dalam
hadits bahwa, barangsiapa membaca lafal dzikir ini 3 x setiap pagi dan
petang hari, maka tidak akan ada sesuatupun yang memadharatkannya (HR.
At-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad,
An-Nasaa-i dalam ‘Amal-al-yaum wal-lailah, dan lain-lain).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar