Ditengah bertaburnya para bintang sepak bola, tidak menyangka diantara mereka ternyata banyak ya...
Rabu, 22 Februari 2012
7 KISAH DAHSYATNYA DOA ULAMA SALAF (SERI KEAJAIBAN DOA)
KISAH 1: GARA-GARA TIDAK MAU JADI HAKIM AGUNG
Khalifah Al-Musta’in Billah (salah seorang khalifah era Bani Abbasiyah)
pernah mengirim utusan untuk memanggil Imam Nashar bin Ali rahimahullah
(salah seorang ulama zaman itu), yang akan diangkatnya sebagai hakim
agung kekhalifahan. Maka Abdul Malik wali kota Bashrah, dimana sang
imam tinggal, mengundang dan mendorong beliau agar memenuhi kehendak
Khalifah. Imam Nashar berkata kepada Wali kota: Izinkan aku pulang dulu
untuk beristikharah kepada Allah Ta’ala. Kemudian beliaupun pulang pada
tengah hari, dan saat sampai rumah beliau langsung melakukan shalat dua
rakaat, lalu berdoa: Ya Allah, jika memang ada kebaikan di sisi-Mu yang
telah Engkau sediakan untukku, maka wafatkanlah aku untuk menghadap-Mu.
Sejenak berikutnya beliau lalu tertidur. Namun saat hendak dibangunkan
(untuk shalat asar), didapati ternyata beliau telah jadi mayat!
Subhanallah! (Siyaru A’lamin Nubala’ oleh Imam Adz-Dzahabi, jilid 12: hal. 136).
KISAH 2: MASUK ISLAM BERKAT DOA IMAN IBNUL MUBARAK
Pernah suatu saat, ketika Imam Abdullah bin Al-Mubarak rahimahullah
berada di sebuah majelis, tiba-tiba seorang pemuda tampan dan
berpenampilan perlente bernama Al-Hasan bin Isa diatas hewan
tunggangannya, melintas di depan beliau. Imam Ibnul Mubarak lalu
bertanya: siapa dia? Dan dijawab oleh sebagian murid beliau yang
mengenal pemuda tersebut: Dia seorang pemuda nasrani. Seketika itu juga
sang Imam langsung memanjatkan doa: Ya Allah, karuniakanlah hidayah
Islam kepada pemuda ini! Dan, subhanallah, rupanya doa beliau
benar-benar mustajab. Karena tak lama berselang si pemuda pun masuk
Islam! Walhamdu lillahi Rabbil’alamin. (Siyaru A’lamin Nubala’ jilid 12: hal. 28-29).
KISAH 3: SATU LAGI KEAJAIBAN DOA IMAM IBNUL MUBARAK
Ibnu Wahb bertutur: Pernah suatu hari Imam Ibnul Mubarak rahimahullah
melewati seorang lelaki buta. Tiba-tiba lelaki itu berkata kepada
beliau: Aku mohon, tolong Imam berkenan mendoakanku semoga Allah
menyembuhkan kebutaanku dan memulihkan penglihatanku! Sang Imampun
langsung berdoa kepada Allah untuk si lelaki tersebut. Dan, subhanallah
benar-benar luar biasa. Seketika itu pula si buta bisa melihat kembali,
di depanku, sedang aku menyaksikannya langsung ! (Siyaru A’lamin Nubala’ jilid 8: hal. 390).
KISAH 4: DATANG DIPIKUL, PULANG GANTIAN MEMANGGUL ALAT PEMIKULNYA!
Dikisahkan, sekali waktu ada seorang lelaki yang dibawa untuk menghadap
Imam Habib Al-‘Ajmi rahimahullah , dalam keadaan dipikul dengan suatu
alat pemikul, karena menderita kelumpuhan total, sehingga tidak bisa
berjalan. Lalu beliau mendoakannya, dan yang terjadi benar-benar ajaib.
Si lelaki tersebut langsung bisa berdiri dengan kedua kakinya yang
sesaat sebelumnya masih lumpuh. Lalu dia mengambil alat pemikulnya
semula, memanggulnya diatas pundaknya, dan berjalan pulang menemui
keluarganya! Allahu Akbar! (Jami’ul ‘Ulum Wal-Hikam oleh Imam Ibnu Rajab, hal. 353).
KISAH 5: DZUN NUN BERDOA, DAN PERAHUPUN LANGSUNG TENGGELAM
Muhammad bin Al-Farkhi rahimahullah berkisah: Pernah suatu hari aku
bersama Dzun Nun (Al-Mishri) rahimahullah di atas sebuah perahu.
Sementara itu ada perahu lain dengan sejumlah penumpang pas melintas di
dekat perahu kami. Lalu disampaikan kepada beliau bahwa, mereka yang
naik perahu satunya itu mau menghadap Sultan untuk memberikan kesaksian
bahwa beliau (Dzun Nun) telah menjadi kafir. Mendengar itu, serta merta
beliau berdoa: Ya Allah, jika memang sengaja hendak berdusta, maka
tenggelamkanlah mereka semua. Lalu tiba-tiba perahu mereka oleng dan
terbalik, sehingga seluruh penunmpangnyapun tenggelam semua sesuai isi
doa sang zahid (ahli zuhud). Kemudian aku (Muhammad bin Al-Farkhi)
berkata: Bagaimana dengan si pengemudi, mengapa harus ikut tenggelam
juga? Beliau menjaawab: Ya, mengapa dia tetap bersedia mengangkut
mereka, padahal telah tahu tujuan buruk mereka? Mungkin akan lebih baik
jika mereka berdiri menghadap Allah dengan cara tenggelam, daripada
harus berdiri (di hadapan Sultan) sebagai saksi-saksi palsu! Namun
wajah Dzun Nun tiba-tiba berubah (mungkin karena didera rasa penyesalan
atas doa buruk beliau), lalu berucap: Demi keagungan-Mu ya Allah,
sungguh aku tidak akan berdoa buruk lagi terhadap siapapun setelah ini!
(Siyaru A’lamin Nubala’ jilid 11: hal. 534).
KISAH 6: DAN AYAM JAGOPUN JADI “KORBAN”
Al-kisah, Imam Sa’id bin Jubair rahimahullah (saat mudanya) dulu pernah
punya seekor ayam jago yang selalu berkokok pada jam tertentu di malam
hari, sehingga beliaupun biasa bangun untuk shalat malam berkat suara
kokok jago tersebut. Sampai suatu malam, entah mengapa, ayam penggugah
itu absen berkokok, sehingga sang imam mudapun baru bangun pada waktu
subuh, dan tidak sempat shalat malam. Beliau merasa sedih dan kecewa
sekali karenanya, lalu begumam: Ada apa dengannya (kok tidak berkokok
untuk membangunkanku seperti biasa)?. Semoga saja Allah memutuskan
suara kokoknya! Dan jago istimewa itupun tidak bisa lagi berkokok
sesudah itu selamanya. Lalu ibunda Imam Sa’id berkata kepada beliau:
Wahai anakku, lalu apa lagi (yang akan menjadi “korban” doamu) setelah
ini? (Mujabud-da’wah oleh Imam Ibnu Abid-Dun-ya, hal. 66).
KISAH 7: YANG INI GILIRAN POHON KENARI
Diceritakan bahwa, Imam Sahal bin ‘Abdillah bin Al-Farhan rahimaullah,
dulu pernah punya sebatang pohon kenari, yang berbuah banyak sekali
setiap tahunnya. Sampai suatu hari ada seorang lelaki yang terjatuh
saat memanjatnya. Beliapun sangat sedih dan merasa terpukul sekali atas
musibah tersebut. Sampai-sampai beliau berucap doa: Ya Allah buatlah
pohon ini menjadi kering. Maka pohon kenari yang semula sangat subur
dan lebat itupun akhirnya benar-benar berubah kering, dan akibatnya,
tentu saja tidak bisa berbuah lagi sesudahnya! (Hilyatul Auliya’ oleh Abu Nu’aim Al-Ashfahani).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar