Ditengah bertaburnya para bintang sepak bola, tidak menyangka diantara mereka ternyata banyak ya...
Minggu, 26 Februari 2012
AMAL-AMAL PENGHAPUS DOSA:
Oleh : Ust. Ahmad Mudzoffar Jufri
Disadari atau tidak, yang jelas dan pasti bahwa, beban terbesar dan
terberat dalam diri dan hidup setiap kita, adalah
kemaksiatan-kemaksiatan dan dosa-dosanya yang menggunung. Allah Ta’ala
berfirman yang ditujukan secara khusus kepada Baginda Sayyidina
Rasulillah shallallahu ‘alaihi wasallam (yang artinya): “Dan (bukankah)
telah Kami lepaskan darimu (beban) dosamu, yang memberatkan (membebani)
punggungmu” (QS. Al-Insyiraah: 2-3). Nah, jika “dosa”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yang kita yakini sebagai
manusia tanpa dosa saja (mungkin hanya sekadar dan sebatas rasa
bersalah dan berdosa) , tetap bisa membebani dan memberatkan punggung
beliau, lalu bagaimana dengan beban dosa-dosa kita yang pastinya riil
dan tak terbilang? Tentu saja sangat luar biasa besar dan beratnya
sampai tak terbayangkan, hanya saja kebanyakan kita tidak cukup
menyadarinya!
Oleh karena itu, salah satu kebutuhan asasi kita
sebagai orang beriman, sebenarnya adalah bagaimana bisa terbebaskan dan
terlepaskan dari beban-beban terbesar dan terberat itu. Dimana hal itu
tiada lain hanyalah dengan terhapuskannya kemaksiatan-kemaksiatan dan
dosa-dosa kita. Sedangkan sarana utama penghapus itu adalah amal saleh.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “…dan
ikutilah perbuatan buruk itu dengan amal kebaikan yang akan
menghapuskannya…” (HR. At-Tirmidzi.
Maka pada prinsipnya,
setiap amal saleh sebenarnya berpotensi untuk menjadi faktor dan sarana
penghapus serta penebus dosa! Namun ternyata, disaat yang sama,
terdapat beberapa bentuk dan jenis amal tertentu yang lebih istimewa
sebagai wasilah utama pelebur dosa. Dan berikut ini sebagiannya:
1. Tobat dengan taubatan nashuha dan banyak-banyak beristighfar. Ini
merupakan amal yang menjadi sarana paling utama bagi penghapusan dosa.
Oleh karena itu perintah, seruan dan anjuran untuk bertobat dan
beristighfar ini, tersebar di banyak ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya):
“Dan bertobatlah kalian semuanya kepada Allah, wahai orang-orang yang
beriman, agar kalian beruntung dan berjaya” (QS. An-Nuur: 31). Di dalam
ayat lain: “Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kalian kepada
Allah dengan cara taubatan nashuha (tobat yang benar-benar murni dan
tulus)…” (QS. At-Tahriim: 8). Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda (yang artinya): “Sungguh aku beristighfar dan
bertobat kepada Allah dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali” (HR.
Al-Bukhari). Dalam riwayat lain: “Wahai umat manusia, bertobatlah
kepada Allah. Sungguh aku bertobat kepada Allah dalam sehari seratus
kali” (HR. Muslim). Sementara itu Allah menjamin dan menjanjikan untuk
menerima tobat setiap orang yang bertobat dengan sebenar-benarnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya):
“Barangsiapa yang bertobat sebelum terbitnya matahari dari barat, maka
Allah akan menerima tobatnya” (HR. Muslim).
2. Wudhu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya):
“Barangsiapa berwudhu dengan cara yang sempurna, maka dosa-dosanya akan
keluar dari tubuhnya, sampai (ada yang) keluar dari kuku-kukunya” (HR.
Muslim). Dan dalam riwayat lain: “Apabila seorang hamba muslim atau
mukmin berwudhu lalu membasuh wajahnya, maka langsung gugurlah dari
wajahnya setiap dosa akibat pandangan matanya, bersama air atau bersama
tetes terakhir dari air (bekas basuhan wajah). Dan ketika ia membasuh
kedua tangannya, maka langsung gugurlah dari kedua tangannya setiap
dosa yang telah diperbuat kedua tangan itu, bersama air atau bersama
tetesan terakhir air (bekas basuhan tangan), sampai ia bersih dari
dosa-dosa. Dan saat ia membasuh kedua kakinya, maka akan gugurlah
setiap dosa akibat langkah kedua kakinya, bersama air atau bersama
tetes terakhir dari air (bekas basuhan kaki)” (HR. Muslim dari Abu
Hurairah).
3. Shalat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya): “Bagaimana menurut kalian, sendainya ada
sebuah sungai (dengan airnya yang sangat jernih) di depan pintu rumah
seseorang dari kalian. Dimana ia selalu mandi di sungai itu 5 kali
setiap harinya, apakah mungkin masih akan tersisa kotoran di tubuhnya
meskipun hanya sedikit? Mereka (para sahabat) pun menjawab: Tentu saja
tidak akan tersisa sedikitpun kotoran di tubuhnya! Beliaupun lalu
bersabda: “Nah, begitulah perumpamaan shalat lima waktu. Dengannya
Allah akan menghapus dosa-dosa” (HR. Muttafaq ‘alaih).
4. Langkah kaki menuju masjid untuk shalat berjamaah.
5. Semangat menunggu dari satu shalat ke shalat yang lain. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Maukan kalian
aku beritahu tentang amal yang dengannya Allah akan menghapus dosa-dosa
dan meninggikan derajat? Mereka (para sahabat) menjawab spontan: Tentu
saja mau ya Rasulallah. Beliau kemudian melanjutkan sabdanya: “Yaitu
menyempurnakan wudhu meskipun dalam kondisi berat, banyaknya langkah
menuju masjid, dan semangat menunggu dari satu shalat ke shalat
berikutnya. Itulah ribath (berjaga-jaga di pos jihad) yang sebenarnya!
Itulah ribath yang sebenarnya” (HR. Muttafaq ‘alaih).
6.
Puasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya):
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar keimanan dan pengharapan akan
pahala, maka akan diampunkan dosa-dosanya yang telah lalu” (HR.
Muttafaq ‘alaih). Sebagaimana hadits-hadits lain juga menegaskan bahwa,
puasa sunnah hari Arafah dan puasa ‘Asyura’ memiliki fadhilah istimewa
sebagai penghapus dosa-dosa yang telah lalu dan yang akan datang.
7. Qiyam Ramadhan (Shalat sunnah tarawih). Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Barangsiapa melakukan shalat
qiyam Ramadhan (tarawih)atas dasar keimanan dan pengharapan akan
pahala, maka akan dihapuskan dosa-dosanya yang telah lalu” (HR.
Muttafaq ‘alaih).
8. Qiyam Lailatul qadr (qiyamullail pada
malam lailatul qadr). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
(yang artinya): “Barangsiapa melakukan qiyamullail (tarawih) pada malam
lailatul qadar, atas dasar keimanan dan pengharapan akan pahala, maka
akan dihapuskan dosa-dosanya yang telah lalu” (QS. Muttafaq ‘alaih).
9. Umrah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang
artinya): “Umrah satu ke umrah yang lainnya menjadi penebus dosa-dosa
antara keduanya. Adapun haji yang mabrur, maka tiada balasan (yang
pantas) atasnya kecuali Surga” (HR. Muslim).
10. Haji.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya):
“Barangsiapa berhaji ke Baitullah ini, lalu tidak melanggar larangan
(haji) dan tidak berbuat dosa maksiat, maka ia akan kembali bersih dari
dosa, seperti saat baru dilahirkan oleh ibunya” (HR. Muttafaq ‘alaih).
11. Sedekah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang
artinya): “Sedekah itu akan memadamkan (menghapuskan) dosa, sebagaimana
air memadamkan api” (HR. At. Tirmidzi).
12. Dzikrullah (dzikir
kepada Allah) Ta’ala. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
(yang artinya): “Maukah kalian Aku beritahu tentang amal yang paling
baik untuk kalian, yang paling suci bagi Raja (Tuhan) kalian, yang
paling utama untuk meninggikan derajat kalian, dan yang lebih baik bagi
kalian daripada berinfak emas dan perak, bahkan yang lebih baik bagi
kalian daripada bertemu musuh (dalam perang jihad) sampai kalian
berhasil membunuh mereka atau mereka yang justru membunuh kalian?
Mereka (para sahabat) menjawab: Tentu saja kami mau tahu ya Rasulallah!
Dan Beliaupun lalu bersabda: “(Amal itu adalah) dzikrullah (berdzikir
kepada Allah) Ta’ala” (HR. At. Tirmidzi). Dan sebagai contoh efektifnya
dzikir sebagai pelebur dosa, misalnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam juga bersabda (yang artinya): “Barangsiapa berucap dzikir
“Subhanallahi, wa bihamdihi” (Maha Suci Allah, Dan Maha Terpujilah
Dia”, dalam sehari seratus kali, maka akan dihapuskan dosa-dosanya,
meskipun sebanyak buih lautan” (HR. Muttafaq ‘alaih).
13.
Bersabar terhadap musibah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya): “Tiada satu musibahpun yang menimpa seorang
muslim, baik berupa kepenatan, kepedihan, kegundahan, kesedihan,
gangguan, maupun kesusahan, termasuk duri yang mengenainya, melainkan
dengan semuanya itu Allah akan menghapuskan dosa-dosanya” (HR.
Al-Bukhari).
14. Berucap syahadat dan dzikir seusai mendengar
kumandang adzan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang
artinya): “Barangsiapa yang ketika (seusai) mendengar muadzin,
mengucapkan: “Asyhadu allaa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lah,
wa anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluh. Radhiitu billahi rabbaa, wa
bi-Muhammadin rasuulaa, wa bil-Islami diinaa” (Aku bersaksi bahwa,
tiada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah, satu-satu-Nya, tiada
sekutu bagi-Nya. Dan bahwa, Muhammad adalah hamba Allah dan rasul-Nya.
Aku ridha Allah sebagai tuhan, Muhammad sebagai rasul, dan Islam
sebagai agama). (Barangsiapa yang membaca dzikir tersebut), maka akan
diampunkan dosa-dosanya” (HR. Muslim).
15. Shalat dua rakaat
setelah terpeleset dalam sebuah dosa (shalat tobat). Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Tidak ada
seorang hambapun yang melakukan suatu dosa, lalu bersuci (berwudhu)
dengan sempurna, dan shalat dua rakaat, kemudian beristighfar memohon
ampun kepada Allah, melainkan akan diampunkan” (HR. Abu Dawud).
16. Dakwah di jalan Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya): “Barangsiaapa mengajak kepada suatu petunjuk
(kebaikan), maka ia akan mendapakan pahala atas ajakannya itu, dan juga
pahala lain yang sama seperti pahala orang-orang yang mengikuti petujuk
kebaikan tersebut, tanpa mengurangi sedikitpun dari paahala mereka”
(HR. Muslim).
17. Membezuk orang sakit. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Tiada seorang muslimpun yang
membezuk sesama muslim yang sedang sakit pada pagi hari, melainkan ada
70.000 malaikat yang mendoakannya sampai petang. Dan jika membezuknya
pada sore hari, maka akan ada pula 70.000 malaikat yang memohonkan
rahmat untuknya sampai esok pagi. Dan ia akan mendapatkan sebuah taman
di Surga (karenanya)” (HR. At-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al-Albani).
18. Bakti kepada kedua orang tua. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda (yang artinya): “Sungguh rugi! Sungguh rugi! Sungguh
rugi!”. Ditanyakan kepada beliau: Siapakah dia ya Rasulallah? Beliau
menjawab: “Seseorang yang masih mendapati ibu bapaknya dimasa tua, baik
kedua-duanya ataupun salah satunya, lalu ia tidak masuk Surga
(karenanya)” (HR. Muslim).
19. Menanggung dan menyantuni anak
yatim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya):
“Aku dan penanggung/penyantun anak yatim, nanti di Surga seperti ini.
Beliau menunjuk dengan dua jari mulia beliau, jari telunjuk dan jari
tengah” (HR. Al-Bukhari).
20. Shalat jenazah dan menyertainya
sampai pemakaman. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
(yang artinya): “Barangsiapa yang menghadiri penyelenggaraan jenazah
sampai dishalatkan, maka ia akan memperoleh pahala satu qirath. Dan
barangsiapa yang menghadirinya sampai dimakamkan, maka ia akan mendapat
pahala dua qirath. Ditanyakan: Apa maksud dua qirath itu? Beliau
menjawab: “Seukuran dua gunung besar” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar