Perbedaan pendapat di kalangan umat Islam diharapkan tak memecah
persatuan. Pemimpin Islamic Human Rights Commission, Inggris, Massoud
Shadjareh, mengatakan ulama berperan besar mencegah perbedaan yang ada
tak menjurus pada pertikaian. Sehingga nantinya, tak ada istilah
komunitas Muslim minoritas dan mayoritas.
“Tidak tepat jika ada
istilah seperti itu karena setiap Muslim adalah saudara bagi Muslim
lainnya. Allah mendefinisikan manusia dengan istilah Muslim dan bukan
Muslim,“ kata Shadjareh, di Jakarta, Senin (30/4). Ia bersama
rekan-rekan lembaga Muslim lainnya baru saja menghadiri pertemuan
tahunan Universal Justice Network di Bandung, Jawa Barat, yang berakhir
pada akhir pekan lalu.
Bahasan utamanya adalah mengenai advokasi keumatan untuk menengahi konflik sektarian antarumat Islam serta advokasi terhadap permasalahan Palestina. Konflik politik yang terjadi di Palestina, Mesir, Libya, Asia Selatan, dan Asia Tenggara juga dibicarakan dalam pertemuan itu. Shadjareh mengungkapkan, banyak perbedaan argumen di tengah umat yang berpotensi memecah persatuan.
Bahasan utamanya adalah mengenai advokasi keumatan untuk menengahi konflik sektarian antarumat Islam serta advokasi terhadap permasalahan Palestina. Konflik politik yang terjadi di Palestina, Mesir, Libya, Asia Selatan, dan Asia Tenggara juga dibicarakan dalam pertemuan itu. Shadjareh mengungkapkan, banyak perbedaan argumen di tengah umat yang berpotensi memecah persatuan.
Perjalanan kehidupan Rasulullah dan sahabatnya, ujar dia, sebenarnya pelajaran yang bagus bagi umat Islam sekarang ini.
Banyak sekali perbedaan yang muncul kala itu, namun mereka mampu menyatukan hati dengan bersandarkan semangat persaudaraan atas nama Allah SWT. “Hati mereka saling terikat dan berjuang karena Allah.“
Shadjareh mengatakan, jika di masa kini ada beragam pandangan yang dimiliki umat Islam bukan berarti harus pula berbeda jalan dan tak mampu bersatu memajukan Islam.
Sayangnya, kenyataan menunjukkan hal berbeda. Ia menyesalkan kondisi saat ini yang mengalami kemunduran ketika sesama Muslim sibuk saling menyerang.
Ia menyinggung konflik Suni dan Syiah yang belum sepenuhnya terhenti. Shadjareh khawatir perbedaan di antara mereka dimanfaatkan pihak lain yang tentu merugikan umat Islam sendiri. “Sebaiknya, kita dapat hidup berdampingan secara damai,“ katanya. Direktur Citizens International Penang, Malaysia, Mohideen Abdulkadir, mengatakan di negaranya perbedaan juga terjadi.
Namun, komunitas Muslim, ujar dia, sudah bisa membedakan yang mana urusan religi dan politis. Ia menuturkan, perbedaan basis partai jelas terlihat. Tapi, mereka membatasi diri agar tak mendiskreditkan partai tertentu melalui isu agama. Persoalan Syiah yang merupakan minoritas tak mencuat karena setiap pihak menaruh hormat satu sama lainnya.
Mohideen mengatakan cendekiawan Muslim pada masa lalu tak jarang mengeluarkan pandangan berbeda atas sesuatu.
Hal yang patut diteladani adalah sikap rendah hati dan menghormati. “Perbedaan mestinya menjadi rahmat.“
suaranews.com
Banyak sekali perbedaan yang muncul kala itu, namun mereka mampu menyatukan hati dengan bersandarkan semangat persaudaraan atas nama Allah SWT. “Hati mereka saling terikat dan berjuang karena Allah.“
Shadjareh mengatakan, jika di masa kini ada beragam pandangan yang dimiliki umat Islam bukan berarti harus pula berbeda jalan dan tak mampu bersatu memajukan Islam.
Sayangnya, kenyataan menunjukkan hal berbeda. Ia menyesalkan kondisi saat ini yang mengalami kemunduran ketika sesama Muslim sibuk saling menyerang.
Ia menyinggung konflik Suni dan Syiah yang belum sepenuhnya terhenti. Shadjareh khawatir perbedaan di antara mereka dimanfaatkan pihak lain yang tentu merugikan umat Islam sendiri. “Sebaiknya, kita dapat hidup berdampingan secara damai,“ katanya. Direktur Citizens International Penang, Malaysia, Mohideen Abdulkadir, mengatakan di negaranya perbedaan juga terjadi.
Namun, komunitas Muslim, ujar dia, sudah bisa membedakan yang mana urusan religi dan politis. Ia menuturkan, perbedaan basis partai jelas terlihat. Tapi, mereka membatasi diri agar tak mendiskreditkan partai tertentu melalui isu agama. Persoalan Syiah yang merupakan minoritas tak mencuat karena setiap pihak menaruh hormat satu sama lainnya.
Mohideen mengatakan cendekiawan Muslim pada masa lalu tak jarang mengeluarkan pandangan berbeda atas sesuatu.
Hal yang patut diteladani adalah sikap rendah hati dan menghormati. “Perbedaan mestinya menjadi rahmat.“
suaranews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar