Pelarangan yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo
terhadap Hidayat Nur Wahid Khutbah saat akan melaksanakan Khotbah
Jum'at di Kepulauan Seribu pada Jum'at(4/5) mendapat respon yang
beragam dari warga DKI Jakarta.
"Tindakan pelarangan Khutbah Jum'at
Hidayat Nur wahid oleh Gubernur dengan menggunakan aparat pemerintahan
dari bupati, kecamatan hingga kelurahan sungguh sangat memperlihatkan
ketakutan Fauzi Bowo dan sangat tidak etis" papar salah seorang
warga Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan bernama Muhammad saat
dimintai Islamedia untuk dimintai komentarnya terhadap informasi ini.
Komentar senada juga berasal dari
beberapa wilayah kecamatan di Jakarta lainya, seperti di wilayah
Keramat Jati, Bapak Wahono. " Tindakan yang tidak profesional dari
seorang Gubernur dengan melarang seorang Ulama seperti Hidayat Nur
Wahid, terlebih dengan memberikan ancaman serta intimidasi terhadap
aparatur pemerintah diwilayah setempat dengan akan menonaktifkanya.
Tidak jauh berbeda dengan 2 komentar
sebelumnya, seorang warga dari Pulau Panggang mengungkapkan
penyesalanya atas istruksi Gubernur ini. Astaghfirullah, sebagai warga masyarakat Pulau Panggang saya sangat
menyayangkan, aparat pemerintahan Lurah, Camat, Bupati bertindak seperti
itu. seharusnya mereka dapat bersikap netral terhadap calon manapun,
memang kapasitas pak hidayat untuk menjadi khotib, bila mau Pak Foke
jadi khotib juga silahkan, atau kalau mau jadi nelayan pun silahkan,
tapi jangan melarang-larang untuk orang berbuat baik apalagi dengan
ancaman. paparnya.
islamedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar