Batusangkar. Sumbar
sedang gencar menggalakan sistem pendidikan berkarakter di Sumatera
Barat. Ini berkaitan dengan perkembangan dan hasil yang bangsa ini
peroleh setelah sekian lama berkutat dengan arah pendidikan yang lebih
menerapkan domain kognitif dalam sistem pendidikannya. Yang dimaksud
dengan domain kognitif adalah sistem pendidikan yang hanya menerapkan
pengajaran tentang bagaimana mengenal dan memahami suatu masalah dan
persoalan tanpa mengerti, mengahayati, menerapkan ajaran-ajaran
posistif serta keteladanan dari para pendidik dalam memberikan
pengajaran dan pendidikan. Dapat kita lihat bersama pada saat sekarang
ini banyaknya timbul kekerasan dan perilaku-perilaku menyimpang yang
dilakukan oleh pelajar-pelajar dan generasi muda. Ini adalah efek dan
dampak secara tidak langsung kurangnya pengahayatan, pengertian serta
penerapan hal-hal positif dalam ajaran pendidikan kita.
Hal ini disampaikan oleh Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno ketika memberikan Studium General di STAIN Batusangkar, Jumat pagi (28/4). Hadir pada kesempatan tersebut, Kakanwil Kemenag Sumbar, Ketua STAIN Batusangkar, Wakil Bupati Tanah Datar, Ketua DPRD Tanah Datar, Kadis Sosial Pemprov. Sumbar serta jajaran Muspika Kab. Tanah Datar.
Gubernur Irwan Prayitno menjelaskan pentingnya penerapan pendidikan berkarakter ini sesuai dengan tuntutan dari UUD 1945, pasal 31 ayat 3 yang menjelaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi sebenarnya secara legalitas Undang-Undang telah dijelaskan bahwa pentingnya pendidikan yang bisa menghasilkan generasi yang cerdas, berkarakter mulia, dan profesional. Dan ini yang belum diterapkan secara lebih rinci dalam pendidikan kita selama ini. Pendidikan kita selama ini hanya menerapkan ajaran-ajaran pendidikan yang bersifat kognitif tanpa dilanjutkan dengan domain afektif (penghayatan) dan psikomotorik (penerapan). Dimana peran domain afektif dan psikomotorik bisa dikatakan sangat vital dalam pengaruhnya membentuk cara pandang, prilaku serta karakter seseorang.
Lebih lanjut Gubernur mengatakan bisa dikatakan pendidikan kita pada saat sekarang ini belum menyentuh pendidikan berkarakter, meskipun pendidikan tersebut diajarkan dalam bentuk pendidikan agama atau kewarganegaraan. Pendidikan berkaraker bukan dalam bentu pendidikan agama atau kebangsaan saja, tapi lebih kepada upaya pemahaman, penghayatan dan penerapan dari semua pendidkan yang diperoleh, dan menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari dalam bermasyarakat. Gubernur menyampaikan skema pendidikan berkarakter tersebut terbagi dalam 5 tahapan, antara lain, pengenalan pendidikan, kemudian pembiasaan (pengahayatan), dilanjutkan pemberian contoh (keteladanan), kemudian pemberian punishment/reward dan terakhir pemeliharaan (penjagaan ilmu tersebut). Apabila kelima tahapan tersebut terpenuhi, maka mewujudkan manusia atau generasi yang cerdas, memiliki akhlak mulia, bermoral, berkepribadian, cinta agama , tanah air dan bangsa dan negara akan terpenuhi dengan baik.
Saat ini telah banyak penawaran model proses pendidikan berkarakter di sekolah-sekolah, namun jika tidak ada komitmen yang kuat maka proses pendidikan berkarakter itu tidak akan dapat diwujudkan secara baik. Ke depan kita akan membuat Pergub yang jelas dalam mengimplementasikan pendidikan berkarakter tersebut di Kab/Kota. Karena selama ini ada perbedaan persepsi yang berbeda dengan proses penyelanggaraan pendidikan di daerah kab/kota di Sumatera Barat. Kendala utamanya adalah kesiapan para guru-guru memberikan contoh tauladan kepribadian yang utuh kepada setiap siswa, sehingga mereka dapat mencontoh dan mempraktekannya dalam proses pendidikan berkarakter tersebut, ungkapnya.
Pada Kesempatan tersebut juga di gelar MoU kesepakan antara Kakanwil Kemenag Sumbar dan STAIN Batusangkar dalam rangka peningkatan SDM aparat Kakanwil Kemenag.
Hal ini disampaikan oleh Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno ketika memberikan Studium General di STAIN Batusangkar, Jumat pagi (28/4). Hadir pada kesempatan tersebut, Kakanwil Kemenag Sumbar, Ketua STAIN Batusangkar, Wakil Bupati Tanah Datar, Ketua DPRD Tanah Datar, Kadis Sosial Pemprov. Sumbar serta jajaran Muspika Kab. Tanah Datar.
Gubernur Irwan Prayitno menjelaskan pentingnya penerapan pendidikan berkarakter ini sesuai dengan tuntutan dari UUD 1945, pasal 31 ayat 3 yang menjelaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadi sebenarnya secara legalitas Undang-Undang telah dijelaskan bahwa pentingnya pendidikan yang bisa menghasilkan generasi yang cerdas, berkarakter mulia, dan profesional. Dan ini yang belum diterapkan secara lebih rinci dalam pendidikan kita selama ini. Pendidikan kita selama ini hanya menerapkan ajaran-ajaran pendidikan yang bersifat kognitif tanpa dilanjutkan dengan domain afektif (penghayatan) dan psikomotorik (penerapan). Dimana peran domain afektif dan psikomotorik bisa dikatakan sangat vital dalam pengaruhnya membentuk cara pandang, prilaku serta karakter seseorang.
Lebih lanjut Gubernur mengatakan bisa dikatakan pendidikan kita pada saat sekarang ini belum menyentuh pendidikan berkarakter, meskipun pendidikan tersebut diajarkan dalam bentuk pendidikan agama atau kewarganegaraan. Pendidikan berkaraker bukan dalam bentu pendidikan agama atau kebangsaan saja, tapi lebih kepada upaya pemahaman, penghayatan dan penerapan dari semua pendidkan yang diperoleh, dan menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari dalam bermasyarakat. Gubernur menyampaikan skema pendidikan berkarakter tersebut terbagi dalam 5 tahapan, antara lain, pengenalan pendidikan, kemudian pembiasaan (pengahayatan), dilanjutkan pemberian contoh (keteladanan), kemudian pemberian punishment/reward dan terakhir pemeliharaan (penjagaan ilmu tersebut). Apabila kelima tahapan tersebut terpenuhi, maka mewujudkan manusia atau generasi yang cerdas, memiliki akhlak mulia, bermoral, berkepribadian, cinta agama , tanah air dan bangsa dan negara akan terpenuhi dengan baik.
Saat ini telah banyak penawaran model proses pendidikan berkarakter di sekolah-sekolah, namun jika tidak ada komitmen yang kuat maka proses pendidikan berkarakter itu tidak akan dapat diwujudkan secara baik. Ke depan kita akan membuat Pergub yang jelas dalam mengimplementasikan pendidikan berkarakter tersebut di Kab/Kota. Karena selama ini ada perbedaan persepsi yang berbeda dengan proses penyelanggaraan pendidikan di daerah kab/kota di Sumatera Barat. Kendala utamanya adalah kesiapan para guru-guru memberikan contoh tauladan kepribadian yang utuh kepada setiap siswa, sehingga mereka dapat mencontoh dan mempraktekannya dalam proses pendidikan berkarakter tersebut, ungkapnya.
Pada Kesempatan tersebut juga di gelar MoU kesepakan antara Kakanwil Kemenag Sumbar dan STAIN Batusangkar dalam rangka peningkatan SDM aparat Kakanwil Kemenag.
Sumber: http://www.dakwatuna.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar