JAKARTA
— Para politisi yang tergabung dalam koalisi mempertanyakan komitmen
Partai Keadilan Sejahtera terhadap koalisi setelah berbagai sikap yang
berbeda dengan kebijakan pemerintah. Terakhir, PKS berbeda sikap
terkait rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak
bersubsidi.
Bagaimana tanggapan PKS atas kritikan itu? "Perlu
diingat bahwa koalisi dibangun tidak tiba-tiba. Semua ada ceritanya.
Bila yang dipertanyakan adalah komitmen, sejarah sudah mencatat bukan
kami yang merusak komitmen itu," kata Ketua DPP PKS Aboe Bakar Al
Habsy, di Jakarta, Minggu (1/4/2012).
Pernyataan Aboe Bakar itu
mengacu pada sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mengurangi
pos menteri PKS dari empat menjadi tiga kursi. Kader PKS, Suharna
Surapranata, ditarik dari jabatan Menteri Riset dan Teknologi.
"Karena
komitmen kepada kami sudah dikurangi, yah wajar kalau kedepan kami
tidak memiliki kewajiban sepenuh dulu lagi," kata Aboe Bakar.
Aboe
Bakar melanjutkan, sikap PKS yang menolak penambahan Ayat 6a pada Pasal
7 UU APBNP 2012 setelah melihat aspirasi rakyat. Bila kebijakan koalisi
sudah berseberangan dengan rakyat, kata dia, Presiden PKS Luthfi Hasan
Ishaaq sudah menegaskan akan berdiri bersama rakyat.
Ketika
pengambilan keputusan dalam rapat paripurna, PKS bersikap tetap
mempertahankan Pasal 7 ayat 6 tanpa ada tambahan Ayat 6a. Pasal 7 Ayat
6 mengatur harga BBM bersubsidi tidak naik.
Adapun substansi Ayat
6a memungkinkan pemerintah menyesuaikan harga BBM bersubsidi jika ada
kenaikan atau penurunan lebih dari 15 persen dari harga minyak mentah
Indonesia (ICP) rata-rata selama enam bulan.
"Kami tidak tuli
dengan orasi-orasi yang diteriakkan buruh. Kami tidak buta dengan aksi
yang dilakukan oleh mahasiswa hingga berdarah-darah. Berbagai aksi yang
masif itu menunjukkan mereka benar-benar menolak kenaikan harga BBM,"
kata Aboe Bakar.
Anggota Komisi III itu menambahkan, Presiden
pasti akan menyikapi perkembangan dalam Rapat Paripurna di DPR. Jika
pun nanti harus kehilangan kekuasaan di kabinet, kata dia, PKS siap.
"PKS
bukan tipe partai yang takut kehilangan kekuasaan. Para menteri itu
adalah kader yang ditugaskan untuk membantu akselerasi pembangunan
nasional. Mentalitas kami siap saja ditugaskan di mana pun, baik di
dalam pemerintahan maupun di luar," pungkasnya.
KOMPAS.com
Halaman
Ngetop Abizzz...
-
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah mengaku terkejut dengan isu permintaan pihaknya untuk mengubah logo Palang...
-
Al-kisah, ada seorang Ustadz muda, alumni Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta telah berhasil menyelesaikan S1-nya di LIPIA Jakarta. Beli...
-
Kemarin pagi (kamis, 29/03), Ani, siswi kelas 2 SMUN Ogan Komiring Ilir (OKI), Sumsel, bersiap utk berangkat sekolah. Seperti biasanya, se...
-
Solo- Inilah photo pimpinan preman Iwan walet ( muslimdaily.net) yang pada hari kamis(3/5/12) menjadi otak penyerangan terhadap anggota L...
-
Ketua Dewan Pembina Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden PKS Lutfi Hasan Ishaq Prahara koalisi pemerin...
-
Dua ahli geologi berkebangsaan Rusia, Anatol Sbagovich dan Yuri Bagdanov bersama rekannya ilmuwan Amerika Seri...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar